Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Produksi Tahu Anjlok

Kompas.com - 08/02/2011, 14:40 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Melonjaknya harga kedelai dalam beberapa hari terakhir di Bali mengakibatkan produksi tahu menurun karena harga bahan baku yang tak terjangkau. Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada kedelai lokal, namun kedelai impor pun turut naik.

Kedelai lokal dari Rp 4.000 kini naik menjadi Rp 6.300, sedangkan kedelai impor dari Rp 5.000 kini mencapai Rp 6.500 per kilogram.

Salah satu rumah industri tahu milik Tahir Ali di kawasan Peguyangan Kangin, Denpasar, pun terkena dampak kenaikan harga kedelai ini. Mereka terpaksa mengurangi produksi per hari untuk menghindari kerugian. Jika sebelumnya rumah industri Ali mengolah 3 kuintal kedelai per hari kini dikurangi menjadi 2 kuintal.

"Naik jadi Rp 6.500. Ya, kalau kemarin saya bisa bikin 3 kuintal sekarang cuma 2 kuintal dan hanya jadi 80 cetakan sebelumnya 90 lebih,” kata Tahir Ali saat ditemui di tempat usahanya, Selasa (8/2/2011).

Tidak hanya harga yang naik, namun stok untuk kedelai lokal di pasaran pun mulai langka sehingga mau tidak mau ia harus beralih ke kedelai impor. "Saya biasanya pakai kedelai lokal karena kualitasnya lebih bagus, tapi sekarang udah sulit nyarinya,” kata Tahir.

Meski harga bahan baku melambung tinggi, namun ia tak berani menaikkan harga tahunya karena takut kehilangan pelanggan. Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, ia memperkecil ukuran tahu yang ia jual dan para pelanggannya pun tidak terlalu mempermasalahkan hal ini.

Sebagai pengusaha kecil, Tahir berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan harga kedelai sebelum usahanya terpuruk lebih jauh lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Whats New
2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

Spend Smart
BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

Whats New
Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Whats New
Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com