Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kecap Tetap, Sari Kedelai Siap Naik

Kompas.com - 10/02/2011, 10:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —  Industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku kedelai semakin waswas belakangan ini. Pasalnya, harga kedelai di pasar internasional terus melonjak. Di Chicago Board of Trade (CBOT), misalnya, menurut Bloomberg harga kedelai hari Selasa (8/2/2011) untuk pengiriman Maret 2011 naik menjadi 14,35 dollar AS per bushel (27,2 kilogram). Bandingkan dengan harga rata-rata kedelai di bulan Januari 14,13 per bushel dollar AS.

Harga kedelai terus melonjak sejak Juli tahun lalu. Waktu itu, harga kedelai rata-rata 10,13 dollar AS per bushel. Pada bulan-bulan sebelumnya, harga kedelai itu relatif stabil di kisaran 9,0 dollar AS per bushel.

Hingga kini, harga kedelai tersebut tidak kunjung turun, bahkan cenderung naik. Maka tidak aneh kalau industri berbasis kedelai harus menaikkan harga jual produknya.

Menurut Benny Kusbini, Ketua Dewan Kedelai Nasional, kenaikan harga kedelai di pasar dunia terjadi karena adanya gagal panen di negara-negara produsen. Selain itu, kata Benny, harga meningkat lantaran kedelai juga digunakan sebagai bahan baku biofuel. "Akibatnya, permintaan kedelai melonjak, sementara pasokan terus berkurang," katanya.

Salah satu industri yang terkena dampak kenaikan harga kedelai itu adalah industri minuman sari kedelai. Saat ini, mereka merancang untuk menaikan harga jual sari kedelai untuk menyesuaikan dengan biaya produksi yang naik.

Suroso Natakusumah, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), mengatakan, kalangan industri minuman dari kedelai akan menaikan harga produk sari kedelai hingga 10 persen . "Kalau harga kedelai terus naik lagi, kami tidak punya pilihan selain menaikkan harga lagi," ujar Suroso kepada KONTAN.

Sekadar catatan, minuman sari kedelai itu biasa dijual kiloan atau dikemas dalam botol berbagai ukuran. Harga minuman sari kedelai kiloan biasanya bervariasi dari harga Rp 40.000- Rp 50.000 per kilogram. Dengan rencana kenaikan sebesar 10 persen, maka harga minuman sari kedelai bisa naik menjadi Rp 44.000-Rp 55.000 per kilogram.

Ketika ditanya kapan produsen akan menaikkan harga jual produk berbahan kedelai, Suroso belum mau merincinya. Ia cuma berkata, kenaikan itu akan dilakukan tahun ini. "Kenaikan harga itu di semester I ini," imbuhnya. Namun dia berharap, harga kedelai segera turun. Dengan demikian, tidak perlu ada kenaikan harga.

Benny memaklumi kenaikan harga produk turunan kedelai. Menurut dia, kenaikan harga industri turunan sudah konsekuensi dari kenaikan harga kedelai dunia.

Industri turunan kedelai, paparnya, harus bisa menerima kenaikan harga itu karena sebelumnya Organisasi Pangan Dunia (FAO) sudah memberi peringatan soal terbatasnya pasokan kedelai tahun ini.

Harga kecap bertahan

Toh tidak semua produsen makanan yang menggunakan kedelai akan menaikkan harga. Contohnya produsen kecap. Andra Wibisana, Brand Manager PT Heinz ABC, mengklaim, harga kecap dari perusahaannya masih stabil dan tidak terpengaruh kenaikan harga kedelai.

Maklum, papar Andra, kandungan kedelai dalam kecap relatif kecil, yaitu kurang dari 10 persen. Bahan baku utama pembuatan kecap adalah gula merah yang porsinya bisa mencapai 9 persen. Makanya, kenaikan harga kedelai tersebut belum terlalu berpengaruh.

"Kami jamin harga kecap pada tahun ini tidak akan naik," ujar Andra. Sekadar informasi, harga kecap produksi Heinz ABC berada di kisaran Rp 250-Rp 20.000, bergantung pada ukuran kemasannya. (Veri Nurhansyah Tragistina/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

Whats New
Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Whats New
Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com