Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Yogyakarta Masih Diminati Turis Jepang

Kompas.com - 04/04/2011, 09:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yakin Yogyakarta dan sekitarnya masih diminati wisatawan mancanegara asal Jepang pascagempa dan tsunami di negara itu. "Sampai saat ini tidak terjadi penurunan signifikan kunjungan turis Jepang yang berwisata ke Yogyakarta," kata Ketua Umum PHRI DIY, Istidjab, di Jakarta, Minggu (3/4/2011).

Istidjab mencatat turis Jepang sampai dengan triwulan pertama tahun ini masih bertengger di posisi ketiga sebagai negara penyumbang turis terbesar ke Yogyakarta setelah Belanda dan Malaysia. Badan Pusat Statistik (BPS) mendata sampai Maret 2011 jumlah turis yang ke Yogyakarta khusus untuk wisatawan Belanda 25.745 orang, kemudian Malaysia 16.150, dan Jepang 13.835 wisatawan.

Sementara di urutan berikutnya yakni Jerman 8.352, Amerika 6.350, Singapura 6.770, Australia 4.9821, dan Thailand 4.847 orang. "Bahkan ada penambahan beberapa serial grup turis Jepang yang melanjutkan paket wisata dari Bali ke Yogyakarta menggunakan pesawat langsung," katanya.

Sebagian besar turis Jepang, kata Istidjab, meminati wisata ke sejumlah candi meliputi Prambanan dan Borobudur serta ke sejumlah museum di Yogyakarta. Pihaknya bahkan menemukan indikasi terjadinya kenaikan jumlah wisman Jepang pada beberapa waktu terakhir. "Peningkatan itu boleh jadi disebabkan karena adanya kekhawatiran terhadap dampak radiasi nuklir (di PLTN Fukushima, Jepang) sehingga mereka memilih untuk keluar dari Jepang," katanya.

Fakta itu salah satunya terindikasi dari tetap tingginya tingkat hunian kamar hotel di 17 hotel berbintang 3, 4, dan 5 yang pada Januari-Maret 2011 di kisaran 55 persen. Padahal Yogyakarta masih dalam tahap pemulihan pascabencana letusan Merapi dan masih menghadapi ancaman banjir lahar dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com