Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meru Betiri, dari Kebun Karet ke Konservasi

Kompas.com - 21/05/2011, 02:46 WIB

Hasil inventarisasi selama dua tahun itu mengejutkannya. ”Hasilnya 75 persen tumbuhan di lima blok Meru Betiri adalah tumbuhan obat, beberapa bahkan langka,” katanya.

Tanaman endemis hutan Meru Betiri, yakni cabai jawa (Piper retrofractum vahl), adalah contoh tumbuhan obat langka itu. Berdasarkan penelitian yang dibukukan oleh TNMB, tanaman perdu ini digunakan sebagai pengobatan pasca-melahirkan dan diare.

Selain cabai hijau, masih banyak lagi jenis yang teridentifikasi sebagai tanaman obat. Di antaranya Pollia sp herba, yang bisa digunakan sebagai obat penyakit jantung; Vernonia cinerea atau sawi langit, yang bisa digunakan untuk mengobati kanker kelenjar getah bening; dan Lunasia amara Blanco atau sanrego, yang bisa dipakai sebagai aprodisiak.

Bidan Eko Jinem adalah warga yang merasakan langsung kekayaan tanaman obat Meru Betiri. Di halaman rumahnya di Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, Jember, Eko menanam berbagai tanaman hutan Meru Betiri.

Sejak 15 tahun lalu, ia membuat racikan tanaman obat. Racikan itu diberikan kepada pasiennya setelah melahirkan.

Kebun karet di balik hutan

Kekayaan Meru Betiri ternyata tak hanya cabai jawa atau penyu belimbing. Di balik lebatnya hutan Meru Betiri tersembunyi hamparan perkebunan karet tua peninggalan Belanda lengkap dengan perkampungannya.

Sebelum ditetapkan sebagai kawasan lindung, Meru Betiri memang telah dibuka oleh Belanda sebagai salah satu lokasi perkebunan baru.

Para pekerja perkebunan berasal dari Madura dan kawasan lain untuk mengelola perkebunan karet, kopi, dan kakao. Pabrik pengolahan karet pun dibuka untuk mengolah langsung hasil perkebunan. Produk perkebunan Meru Betiri selama itu turut meramaikan pasar Eropa.

Sisa kejayaan perkebunan Belanda itu masih terlacak meskipun perkebunan tak seluas dulu lagi. Luasan perkebunan menurut Manajer Produksi dan Tata Usaha di Perkebunan Sukamade Baru, Sulaiman, telah berkurang dari 1.000 hektar menjadi 600 hektar. Sekitar 400 hektar tidak bisa ditanami lagi karena perubahan alam, seperti tergerus sungai.

Pabrik karet pada abad ke-19 pun masih beroperasi. Warga yang dahulu bekerja di perkebunan, secara turun-temurun, mewariskan pekerjaan itu kepada anak cucu mereka. Kepala Sub-Bidang Tata Usaha TNMB Mustafa Imran Lubis mengatakan, wilayah perkebunan yang kini dikelola swasta itu sampai sekarang bertahan di tengah kawasan TNMB. Setelah lebih kurang seabad, kontrak hak guna usaha perkebunan akan berakhir 2023.

Bambang Darmodjo, Kepala TNMB, mengatakan, sejak setahun lalu diadakan pengukuran dampak pemanasan global di hutan tersebut. Meru Betiri kini menjadi aset penting perdagangan karbon dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar', Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk "Manajer Rp 1 Miliar", Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Whats New
[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Spend Smart
Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Earn Smart
Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Whats New
Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Work Smart
AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

Whats New
Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Whats New
Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Whats New
Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Whats New
Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Whats New
Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com