Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APTISI: Kaji Ulang Beasiswa Bidik Misi

Kompas.com - 28/07/2011, 16:44 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Timur menilai, program beasiswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin atau Bidik Misi di perguruan tinggi harus dikaji ulang atau disempurnakan. Ketua APTISI Jatim Prof Suko Wiyono, mengatakan, program beasiswa yang diluncurkan Kemdenterian Pendidikan Nasional itu hanya memberikan peluang pada sekelompok golongan, yakni calon mahasiswa baru berprestasi dari kalangan tidak mampu.

"Padahal kalau kami amati, kalangan masyarakat yang berprestasi tapi dari golongan kurang beruntung jumlahnya sangat terbatas. Justru kalangan kurang mampu ini sebagian besar prestasi akademiknya juga kurang bagus," katanya, Kamis (28/7/2011).

Ia mengakui, semangat belajar dan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi sangat besar sehingga jalan apapun ditempuh demi tuntasnya pendidikan tinggi mereka. Menurut dia, prestasi cemerlang identik dengan keluarga mampu (ekonomi mapan) yang pemenuhan gizinya tidak ada masalah. Bahkan, bimbingan belajar (les privat) juga mereka tempuh demi prestasi akademik di sekolahnya.

Program Bidik Misi di perguruan tinggi yang sudah berjalan dua tahun, katanya, belum memenuhi harapan terutama kuota. Sebab jumlah mahasiswa kurang mampu yang memenuhi kriteria program itu relatif sedikit. Minimnya jumlah mahasiswa yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi, lanjutnya, menyebabkan perguruan tinggi negeri yang mendapatkan jatah sering kecolongan.

Tidak sedikit mahasiswa yang mendapatkan program beasiswa Bidik Misi tergolong mampu secara ekonomi dan akhirnya dicoret. Oleh karena itu, kata Rektor Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Malang itu, sebaiknya pemerintah (Kemdiknas) mengkaji ulang kriteria program tersebut.

"Sebenarnya tidak hanya untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan sarjana (S1) saja yang bisa memperoleh beasiswa Bidik Misi, tapi juga mahasiswa yang menempuh pendidikan diploma sebab mahasiswa diploma  juga tidak sedikit yang kurang mampu," tegasnya.

Kuota beasiswa program Bidik Misi di tiga perguruan tinggi negeri (PTN) di Malang yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim rata-rata sebanyak 500 mahasiswa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com