Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Karya Seniman ASEAN Dipamerkan

Kompas.com - 25/08/2011, 02:57 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com--Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik  Kementrian Luar Negeri  Andri Hadi meresmikan Pameran Foto Sejarah dan Pameran Batik karya seniman muda ASEAN di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Bandung, Rabu.

"Lewat kegiatan ini, maka diplomasi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tapi juga lewat budaya, salah satunya dengan batik," kata Andri Hadi.

Pameran ini terbuka untuk umum mulai hari ini hingga 24 September mendatang di Museum KAA.

Dalam peresmian tersebut hadir pula istri Gubernur Jabar, Netty Heryawan, dan Ketua Yayasan Batik Indonesia, Yulti Ginandjar Kartasasmita yang turut meresmikan pameran secara simbolis.

"Kami merasa bangga Jawa Barat dipilih sebagai tuan rumah. Semoga lewat pameran ini persahabatan kita dengan negara-negara anggota ASEAN tersebut bisa terus terjalin," kata Netty dalam sambutannya.

Sebanyak 45 batik karya seniman muda ASEAN dipamerkan pada kesempatan itu. Mereka datang dari 9 negara  anggota ASEAN, di antaranya Vietnam, Thailand, Laos, dan Kamboja.

Kesembilan seniman muda tersebut merupakan penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari  Kemlu RI. Para penerima beasiswa ini telah mengikuti program pelatihan sejak 4 Juni lalu di Sleman, DI Yogyakarta.

"Selama dua bulan mereka dilatih membuat batik. Bagi semua peserta, ini adalah pengalaman pertama mereka membatik. Namun, di awal kami sudah menetapkan kriteria, semua peneriman beasiswa ini harus bisa melukis," kata Andri Hadi.

Rata-rata batik hasil karya sembilan seniman tersebut mengandung ciri khas negaranya masing-masing. Karya seniman muda asal Thailand misalnya, corak yang dipilih dalam batiknya adalah gajah, sesuai dengan ciri khas negaranya tersebut.

Uniknya, corak gajah ini tampak tidak umum karena sang seniman sengaja membuat corak tubuh gajah tampak dari belakang.

Menurut Andri Hadi, saat ini diplomasi tidak harus selalu dilakukan oleh pemerintah. "Mmelalui beasiswa ini maka diplomasi juga dilakukan oleh ’people to people’. Jadi persahabatan yang terjalin dalam komunitas ASEAN juga tidak hanya antarpemerintahnya saja, tapi juga seniman dan masyarakatnya," lanjut Andri Hadi.

Andri menambahkan, rencananya jumlah negara penerima BSBI akan ditambah untuk tahun depan. Bahkan, menurutnya, bisa saja negara penerima beasiswa tersebut tidak hanya untuk negara-negara ASEAN saja, tapi merambah ke negara-negara di Eropa, Afrika, dan Amerika.

"Bisa saja tahun depan jumlah negaranya ditambah, misal dari Eropa, Afrika, atau Amerika. Namun, saat ini kami masih meninjau negara mana kira-kira yang punya minat tinggi terhadap batik," tuturnya.

Peninjauan ini juga, kata dia, dilakukan lewat pengamatan tingkat daya beli suatu negara terhadap batik.

Terkait masalah hak cipta dan pengakuan atas batik, Andri menuturkan, pihaknya tidak khawatir, "jangan takut dan jangan khawatir. Batik milik kita ini khas, sehingga akan sulit. Lagi pula setiap negara punya corak khas masing-masing," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com