Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buktikan Indonesia Siap Tarik Investasi Asing

Kompas.com - 21/10/2011, 03:33 WIB

Jakarta, Kompas - Bencana banjir di Thailand, yang sewaktu-waktu bisa menggoyahkan kondisi politik negeri itu, dapat menjadi penambah keyakinan bahwa Indonesia lebih menarik bagi penanaman modal asing. Kondisi itu juga menjadi kesempatan untuk mencari atau mengisi celah komoditas, khususnya buah-buahan, ke negara- negara tujuan ekspor Thailand.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Fadhil Hasan, menyatakan, bencana alam di Thailand itu, dalam jangka pendek, memberikan kesan dan pesan kepada investor luar negeri, Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

”Ini bagus dalam kerangka persiapan Komunitas ASEAN. Kita layak jadi bagian dari jaringan produksi. Tinggal sekarang bagaimana kita menangkap kesempatan dan peluang ini. Apalagi, di sektor manufaktur kita belum optimal dikembangkan,” kata Fadhil, di Jakarta, Kamis (20/10).

Sedikitnya 20 provinsi di Thailand dilanda dan terimbas banjir dua pekan terakhir. Ada 14.172 pabrik dan pusat bisnis di wilayah-wilayah itu. Harian The Wall Street Journal menurunkan laporan, Bank Sentral Thailand meramalkan bencana itu bakal mengurangi pertumbuhan hingga 1,7 persen. Jaringan ekspor produk-produk Thailand ke negara Asia juga akan terganggu.

Kabinet negeri itu berencana menaikkan defisit anggaran pada tahun anggaran berjalan menjadi 12,8 miliar dollar AS, atau naik sebesar 1,6 miliar dollar AS dari target awal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selain produk pertanian, industri otomotif dan manufaktur di negeri itu juga terganggu. Pabrik-pabrik tutup, seperti Toyota Motor Co, Ford Motor Co, Honda Motor Co, dan Isuzu Motors.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies, Haryo Aswicahyono, menilai, selain memberi nilai lebih di sisi investasi, diharapkan produk-produk pertanian kita dapat mengisi pasar yang sementara ini tidak dapat diisi produk asal Thailand, terutama produk buah-buahan, meskipun biasanya kontrak dan spesifikasi buah-buahan sudah ditentukan di awal kontrak pengiriman. ”Suplai mungkin turun. Ini bisa dimanfaatkan untuk masuk dengan harga lebih tinggi,” kata Haryo. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com