Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Langka, Pertamina Diminta Sidak SPBU

Kompas.com - 07/11/2011, 02:59 WIB

SUNGAI RAYA, KOMPAS.com - Anggora DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Barat Albert Yaputra meminta Pertamina untuk melakukan inspeksi ke lokasi SPBU, terkait langkanya bahan bakar minyak jenis solar yang terjadi di beberapa daerah.

"Dari Pertamina mengatakan kuota BBM untuk wilayah Kalbar, khususnya solar mengalami kelebihan, namun saat saya melakukan reses di Kalbar, saya melihat antrean kendaraan yang cukup panjang untuk mengantre solar. Ini jelas tidak sinkron," katanya di Sungai Raya, Minggu (6/11/2011).

Bahkan, menurut Albert, ada juga beberapa SPBU yang tutup atau menuliskan solar habis sementara di dekat SPBU itu sendiri ada kios yang banyak menjual solar, sehingga dia mengindikasikan adanya permainan yang dilakukan beberapa SPBU.

"Indikasi permainan ini sepertinya ada, karena ketika SPBU habis, para pengecer dapat menjual bensin atau solar. Mereka dapat dari mana sebenarnya, dan saya sudah minta kepada Dirut Pertamina untuk melakukan penambahan dengan langkanya BBM tersebut," kata Albert.

Dia meminta kepada Pertamina untuk mengambil tindakan tegas kepada SPBU yang tidak menjalankan kewajiban jika terbukti melakukan pelanggaran sehingga masyarakat menjadi di rugikan.

Karena, kelangkaan solar tersebut tidak hanya membuat antrean kendaraan yang cukup panjang, namun juga merugikan masyarakat pengguna jalan, karena akibat antrian tersebut jalanan menjadi macet.

"Kalau bisa sanksinya jika ketahuan ada barang tapi SPBU tidak jual atau dijual di industri, maka selama seminggu jangan disuplai. Jika masih membandel jangan disuplai lagi ke SPBU yang tidak menjalankan kewajibannya dengan benar itu," kata Albert.

Albert menuturkan dia tidak bisa mengatakan jika semuanya dijual ke Industri, namun jika masih ada itu bisa jadi indikasi permainan.

"Kita tidak bisa dia jual semuanya ke industri karena ketika BBM langka, tapi di depan SPBU ada jual. Kita berpikir sehat saja, jangan berpikir jika itu semuanya di jual ke industri dan jika memang ada terbukti kita berharap dapat di lakukan tindakan tegas agar dapat efek jera," tutur Alber.

Sebelumnya, Pertamina wilayah Kalbar memperkirakan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi di Kalbar hingga akhir tahun akan melewati empat hingga lima persen dari kuota yang ditetapkan.

"Untuk premium kemungkinan empat persen sampai lima persen, sedangkan solar empat persen," kata Sales Area Manajer Pertamina Kalbar, Putut Andriatno.

Menurutnya, hal itu karena terjadi peningkatan permintaan seiring terus bertambahnya kendaraan bermotor di Kalbar.

Padahal, saat ini sudah ada penambahan kuota BBM bersubsidi untuk Kalbar sesuai perubahan alokasi di APBN Perubahan 2011.

Adapun kuota atau jatah premium untuk Kalbar setahun sebelum APBN Perubahan tahun 2011 yaitu 404 juta liter. Sedangkan solar sebanyak 247 juta liter.

Putut mengatakan, meski kebutuhan akan melebihi kuota, pihaknya tetap menjamin penyaluran ke masyarakat. "Pertamina siap ambil risiko itu. Antrean di sejumlah SPBU bukan berarti karena tidak ada BBM, melainkan peningkatan permintaan," katanya.

Menurut dia, kondisi itu juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekonomi masyarakat Kalbar. Yang dulunya tidak memiliki motor atau mobil, kini sudah punya dan mereka juga ingin berkeliling atau berwisata, sehingga butuh bahan bakar lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Dewan Periklanan Indonesia: RPP Kesehatan Bisa Picu PHK di Industri Kreatif dan Media

Dewan Periklanan Indonesia: RPP Kesehatan Bisa Picu PHK di Industri Kreatif dan Media

Whats New
Pekerja Wajib Ikut Iuran Tapera, Ekonom: Lebih Baik Opsional

Pekerja Wajib Ikut Iuran Tapera, Ekonom: Lebih Baik Opsional

Whats New
Buka Peluang Kerja Sama Bilateral, Delegasi Indonesia Sampaikan Potensi Tanah Air di Moscow-Indonesia Business Mission

Buka Peluang Kerja Sama Bilateral, Delegasi Indonesia Sampaikan Potensi Tanah Air di Moscow-Indonesia Business Mission

Rilis
Astra International Gandeng Semen Indonesia Maksimalkan TKDN Sparepart UKM

Astra International Gandeng Semen Indonesia Maksimalkan TKDN Sparepart UKM

Whats New
Pertamina Minta Besaran Subsidi Solar Dikaji Ulang

Pertamina Minta Besaran Subsidi Solar Dikaji Ulang

Whats New
Cara Mengambil Uang Western Union di Bank BCA dan Syaratnya

Cara Mengambil Uang Western Union di Bank BCA dan Syaratnya

Earn Smart
Apa Kabar Pembangunan Bandara VVIP di IKN? Ini Penjelasan Menhub

Apa Kabar Pembangunan Bandara VVIP di IKN? Ini Penjelasan Menhub

Whats New
Cara Mengambil Uang Western Union di Bank BRI dan Persyaratannya

Cara Mengambil Uang Western Union di Bank BRI dan Persyaratannya

Earn Smart
Cara Mengambil Uang di Western Union, Lokasi, dan Biayanya

Cara Mengambil Uang di Western Union, Lokasi, dan Biayanya

Earn Smart
Mengenal Western Union, Cara Kirim Uang dan Biayanya

Mengenal Western Union, Cara Kirim Uang dan Biayanya

Spend Smart
Jemaah Haji Embarkasi Aceh Tahun Ini Paling Banyak Berprofesi PNS

Jemaah Haji Embarkasi Aceh Tahun Ini Paling Banyak Berprofesi PNS

Whats New
Demi Hubungan Industrial Harmonis dan Demokratis, Wamenaker Ajak Perusahaan Pertahankan Nilai-nilai Pancasila 

Demi Hubungan Industrial Harmonis dan Demokratis, Wamenaker Ajak Perusahaan Pertahankan Nilai-nilai Pancasila 

Whats New
Pertamina Proyeksi Konsumsi BBM Subsidi Naik di 2025, Pertalite Capai 32,2 Juta KL

Pertamina Proyeksi Konsumsi BBM Subsidi Naik di 2025, Pertalite Capai 32,2 Juta KL

Whats New
BRI Life Cetak Laba Bersih Rp 149,3 Miliar pada Kuartal I-2024

BRI Life Cetak Laba Bersih Rp 149,3 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com