Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Likuiditas Rupiah Cukup Bahkan Lebih

Kompas.com - 29/11/2011, 19:24 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebutkan likuiditas rupiah dalam jumlah yang cukup bahkan lebih. Hal ini ditandai oleh sejumlah indikator, salah satunya bunga pasar uang antar bank (PUAB) yang rendah.

"Ingin saya tegaskan bahwa kondisi likuiditas khususnya rupiah dalam jumlah yang cukup bahkan kita masih mengalami ekses likuiditas di perbankan kita," ujar Perry menanggapi sejumlah isu bahwa perbankan nasional mengalami kekeringan likuiditas, kepada sejumlah wartawan, di Gedung Bank Indonesia, Selasa (29/11/2011).

Dalam membuktikan hal itu Perry mengungkapkan beberapa indikator. Pertama, indikator harga yakni melihat apakah di pasar uang terjadi pengetatan likuiditas yang dikaitkan dengan suku bunga.

Untuk ini, Perry menyebutkan, misalnya rata-rata suku bunga PUAB Overnight berada pada kisaran 4, 54-4 ,57 persen pada posisi terakhir. Sedangkan, suku bunga rata-rata hariannya yaitu 4,55 persen. Ini adalah suku bunga yang sangat rendah. "Ini suku bunga PUAB Overnight itu juga mengikuti penurunan BI Rate (suku bunga acuan BI) yang terakhir turun dengan 50 basis poin," tambah Perry.

Sementara itu, pada Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR), struktur suku bunga dalam berbagai tenornya masih cenderung turun mengikuti kebijakan suku bunga acuan BI. Data terkini, JIBOR overnight sebesar 4,59 persen. JIBOR overnight untuk satu minggu sebesar 4,69 persen, satu bulan sebesar 5,02 persen, 3 bulan sebesar 5,36 persen, 6 bulan sebesar 5,6 persen, dan 1 tahun sebesar 6 persen. "Itu kita bandingkan, itu juga mengalami penurunan setelah adanya penurunan BI Rate yang lalu," ungkap Perry.

Indikator kedua untuk melihat likuditas rupiah yakni jumlah alat likuid yang dimiliki oleh perbankan. Ia menuturkan, sejumlah ukuran dalam indikator ini yaitu berapa giro pada BI, berapa penempatan bank-bank pada BI, dan penempatan mereka pada SUN (Surat Utang Negara).

Ia menyebutkan, jumlah alat-alat likuid yang dimiliki perbankan nasional cukup besar. Pada 4 November, total giro bank-bank pada BI sebanyak Rp 195,5 triliun. Sementara itu, penempatan pada berbagai instrumen BI baik itu SBI (Sertifikat Bank Indonesia) hingga term deposit sebesar Rp 310 ,5 triliun. Sedangkan, penempatan bank-bank pada SUN adalah Rp 268 ,3 triliun. "Secara total alat-alat likuid yang dimiliki perbankan sebesar Rp 774 ,2 triliun," sebut dia.

Menurut Perry, alat likuid ini merupakan jenis aset yang dimiliki bank yang bisa digunakan untuk ekspansi kredit ataupun kegiatan usaha lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com