”Yang terus menjadi perbincangan adalah masalah pasokan dan harga, artinya konsumsi. Persoalan hulunya tak pernah dibahas,” tegas Koordinator Forum Masyarakat untuk Keadilan Iklim Siti Maimunah.
”Kita tak pernah dididik menelusuri dari mana dan bagaimana proses barang yang kita konsumsi. Kita tak pernah dididik memahami sumber daya alam kita terbatas.”
Maimunah mengingatkan, Indonesia sumber bahan mentah yang murah dan pasar yang besar. Di wilayah hulu, sumber energi dikuasai korporasi, sebagian besar untuk ekspor. Bahan baku energi itu dijual murah, sama sekali tak menghitung biaya eksternalnya. Sementara di hilir, perusahaan asing mendapat peran besar.
”Jadi, masalah energi bukan sekadar bagaimana memenuhi pasokan dan bicara harga. Kita harus bicara energi sebagai hajat hidup orang banyak dan punya makna ekonomi, politik, sosial, dan budaya,” ujar Maimunah. (MH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.