Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Juara Pengirim TKI

Kompas.com - 22/02/2012, 17:22 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com- Provinsi Jawa Barat dikabarkan menggeser Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur sebagai daerah pengirim buruh migran paling banyak. Kondisi tersebut harus segera dicari penyebabnya, mengingat provinsi ini terkenal dengan kekayaan hasil alam dari sektor agraris.

Demikian diutarakan Direktur Pasundan International Migrant Studies (PIMS), Kunkunrat, di Bandung, Rabu (22/2/2012). Dia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari Komisi IX DPR RI yang juga membidani persoalan buruh migran. Sebelumnya, provinsi yang paling banyak mengirimkan buruh migran dari Indonesia adalah Nusa Tenggara Barat dan diikuti Jawa Timur.

Berdasarkan data per Desember 2011, Indramayu menjadi daerah pengirim terbesar buruh migran dengan 39.000 orang, diikuti Cianjur dengan 27.000 orang, Sukabumi dengan 25.000 orang dan Karawang dengan 24.000 orang.

Ditanya penyebabnya, dia angkat bahu, hal tersebut hanya bisa diketahui berdasarkan studi yang dilakukan secara terpisah. "Belum bisa dipastikan penyebabnya antara faktor penarik dari luar negeri yang memikat calon buruh migran atau faktor pendorong dari dalam negeri karena kesejahteraan di daerah," ujar Kunkunrat.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Mohamad Jumhur Hidayat, meminta kepala daerah tidak membanggakan diri sebagai daerah pengirim TKI paling banyak. Pasalnya, meningkatnya angka buruh migran bisa dipacu oleh tingginya kemiskinan di daerah sehingga memutuskan untuk mengadu nasib di negeri seberang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com