Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kretek yang Dianggap Sebagai "Heritage"

Kompas.com - 06/06/2012, 09:17 WIB

KUDUS, KOMPAS.com--Rokok kretek yang lahir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dan dianggap sebagai "heritage" atau warisan budaya perlu dipertahankan agar tidak punah, kata Direktur Produksi PT Djarum, Budi Santoso.

"Karena lahirnya rokok kretek memang dari Indonesia, terutama dari Kudus, tentunya patut dipertahankan. Terlebih, hal itu dianggap sebagai ’heritage’," ujarnya di Kudus, Selasa.

Menurut dia, industri rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT) merupakan pondasi lahirnya industi kretek.

Untuk mempertahankan keberadaan rokok kretek, katanya, bisa melalui kebijaksanaan yang bersahabat, sehingga memungkinkan industri ini tetap berkembang.

Terkait dengan pemodal asing yang mulai menanamkan investasinya di bidang industri rokok, kata dia, merupakan hal wajar sebagai konsekuensi dari arus globalisasi.

Saat ini, katanya, sudah ada beberapa industri rokok lokal yang dibeli oleh pemodal asing. "Hal terpenting, rokok kretek dipertahankan agar tidak mematikan potensi nasional," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia Muhammad Suleman Hidayat menganggap, rokok kretek hanya sebagai produk khas Indonesia.

"Untuk mencapai sebagai ’heritage’, prosesnya tidak hanya melalui aspek komersial, akan tetapi melalui aspek budaya. Pasalnya, ’heritage’ merupakan bagian dari kebudayaan," ujarnya.

Kondisinya berbeda dengan batik tulis, karena komuditas ini sebelumnya juga ikut berproses sebagai sebuah "heritage".

Dalam memproses batik sebagai "heritage", dia mengaku ikut terlibat, karena saat itu dia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Untuk rokok kretek, dia mengaku tidak mengatahui cara memprosesnya, karena rokok merupakan bagian dari usaha komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com