Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pindad di Balik Pabrik Senpi Rakitan Cipacing?

Kompas.com - 08/06/2012, 15:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya menemukan ratusan peluru tajam bertuliskan PT PINDAD di sebuah pabrik senjata api (senpi) rakitan di kawasan Cipacing, Sumedang, Jawa Barat. Polisi pun mulai mendalami dugaan peluru tajam itu didapat dari oknum pegawai PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Toni Harmanto, Jumat (8/6/2012), mengungkapkan hal itu di Mapolda Metro Jaya. "Kami akan telusuri masih dalam pengembangan dugaan keterlibatan oknum pegawai Pindad," ujar Toni.

Ia mengatakan pihaknya mendapatkan petunjuk adanya dugaan peredaran peluru tajam produksi PT Pindad yang disita dari Teten, tersangka pengedar senjata api rakitan, yang telah tewas ditembak polisi. "Peluru tajam ilegal yang disita dari tangan Teten, terdapat tulisan PT Pindad," kata Toni.

Kepala Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, mengatakan, kuat dugaan adanya keterlibatan lembaga resmi dalam penyediaan peluru tajam yang dipakai pelaku dalam memproduksi senpi rakitan. Pasalnya, polisi menemukan 156 peluru tajam di sana sehingga akan sulit untuk membuatnya.

"Peluru tajam ini tidak mungkin dibuat sendiri pasti ada yang memasok. Ini yang didalami," kata Herry.

Subdirektorat Resmob Polda Metro Jaya telah menembak mati dua pemasok senjata api rakitan khusus kepada pelaku perampok, yaitu Doni Buntung dan Teten di Cawang, Jakarta Timur, Kamis dini hari. Teten berperan sebagai pengrajin dan Doni Buntung sebagai penjual senjata api rakitan kepada perampok. Sejauh ini keduanya telah menjual 21 pucuk senjata api ilegal. Selain menembak mati kedua tersangka, petugas juga menyita barang bukti berupa satu unit mobil, satu set mesin bubut, lima pucuk senjata api jenis FN dan magazen, serta empat pucuk senjata api belum jadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com