Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Menambah Investor

Kompas.com - 28/06/2012, 02:39 WIB

Sebuah target riil ditunjukkan dengan angka, termasuk dalam soal investor di pasar modal nasional. Otoritas Bursa Efek Indonesia merujuk angka 2,3 juta investor atau sekitar 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Target itu diharapkan tercapai paling tidak pada akhir tahun 2015.

Dibandingkan dengan investor pasar modal di kawasan Asia, kita masih kalah dari sisi jumlah. Di India sudah 20 juta. Malaysia mencapai 5 juta. Investor kita saat ini masih kecil, 1,1 juta, dengan 400.000 orang di antaranya investor saham.

Persoalan sekaligus harapan bertambahnya investor domestik itu kembali ditanyakan kepada Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI di Jakarta, Rabu (27/6). Sebagai direktur utama terpilih untuk periode 2012-2015, Ito menyatakan optimismenya.

”Tidak ada perubahan target. Apa yang belum tercapai akan terus diupayakan hingga tercapai,” katanya.

Ito mengklaim, jumlah investor saham sebanyak 400.000 orang saat ini lebih dari dua kali lipat jumlah saham tahun 2009. Kala itu, jumlah investor saham nasional baru 160.000. Itu juga berarti jumlah pertambahan investor sepanjang tiga tahun ini lebih tinggi dari total pertambahan 17 tahun sebelum tahun 2009.

Namun, diakui Ito, soal kendala, salah satu yang fundamental adalah minimnya jumlah sumber daya manusia profesional di pasar modal. Padahal, mereka adalah tulang belakang pengembangan pasar modal kita.

”Saat ini, jumlah tenaga profesional berlisensi secara nasional kurang dari 6.000 orang. Itu pun yang bekerja di sekuritas kurang dari 4.000 orang. Satu orang rata-rata mengurusi 100 investor,” kata Ito.

Tentu kita masih ingat, kasus migrasi ”rombongan” karyawan salah satu sekuritas ke sebuah sekuritas yang baru beroperasi. Persoalan itu memicu protes pihak yang merasa dirugikan hingga ke Bapepam-LK selaku regulator.

Benar-benar menunjukkan potensi besarnya pasar modal berhadapan dengan minimnya SDM. Persaingan antarperusahaan efek anggota bursa kita pun makin ketat, termasuk jika dikaitkan dengan persaingan perusahaan lokal dengan asing.

Apresiasi patut diberikan kepada BEI bersama Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia. Kedua lembaga itu berinisiatif mendirikan Institut Pasar Modal Indonesia (TICMI) tahun 2009. TICMI menyelenggarakan ujian sertifikasi profesi pasar modal, alternatif bagi panitia standar profesi.

Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi menyatakan, TICMI memang diselenggarakan untuk mengejar gap antara jumlah investor dan pelaku pasar. TICMI menargetkan mampu meluluskan 100 orang per tahun. Sebuah asa untuk menambah investor kita. (BENNY D KOESTANTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com