Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, Indonesia Pasar Penerbangan Terbesar ke-9 di Dunia

Kompas.com - 02/08/2012, 13:10 WIB
Hindra Liauw

Penulis

BANTEN, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, analisa International Air Transport Assosiaction atau IATA memprediksi, pada 2014, Indonesia akan menjadi pasar terbesar kesembilan di dunia untuk penerbangan domestik. Selain itu, Indonesia juga diprediksi menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat keenam di dunia untuk penerbangan internasional.

Maka itu, Kementerian Perhubungan, operator penerbangan, dan operator Bandara juga mengambil langkah-langkah penyiapan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia sebagai langkah antisipasi. Indonesia juga berniat untuk mengembangkan berbagai bandara di Indonesia, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bandara Soetta dipandang penting karena pintu gerbang sekaligus cerminan Ibu Kota Jakarta. Bandara dipandang memiliki peranan strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempercepat mobilitas manusia, barang, dan jasa.

"Kebijakan Kementerian Perhubungan untuk melaksanakan pengembangan Bandara Soetta juga untuk menjamin terwujudnya pelayanan jasa angkutan udara dari dan ke Jakarta yang lebih aman, nyaman, dan efisien baik penerbangan domestik maupun internasional sesuai dengan standar fasilitas keselamatan penerbangan," kata Mangindaan di Bandara Soetta Terminal III, Banten, Kamis (2/8/2012).

Pengembangan ini juga dikatakan sebagai jawaban atas masalah-masalah pokok yang dihadapi Bandara Soetta, seperti kekurangan kapasitas, aksesibilitas, konektivitas, dan lainnya. Menurut Mangindaan, Bandara Soetta telah dilengkapi pelayanan navigasi penerbangan yang memenuhi standar International Civil Aviation Organisation yang dinamai Jakarta Automated Air Traffic Service (JAATS). Sejak 2008, kemampuan teknologi ini telah ditingkatkan untuk beradaptasi dengan peralatan-peralatan modern yang terpasang di pesawat udara. New JAATS ditargetkan beroperasi apda 2014.

"Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas layanan navigasi penerbangan di Indonesia, dibentuk Perum Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI), gabungan semua pelayanan navigasi yang saat ini masih dilakukan secara terpisah oleh PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan Unit Teknis Ditjen Perhubungan Udara," kata Mangindaan.

Pembangunan gedung JAATS termasuk gedung PNPI sedang dalam proses konstruksi dengan dana APBN Ditjen Perhubungan Udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com