Jakarta, Kompas
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, dan alat kesehatan, serta perdagangan dan distribusi.
Dalam percakapan pekan lalu, di Jakarta, Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, tahun ini manajemen PT RNI menargetkan meraih laba Rp 180 miliar. ”Namun, hingga Agustus ini perusahaan sudah mampu mencetak laba Rp 150 miliar lebih,” ujar Ismed. Dia optimistis, hingga akhir tahun ini, perusahaan BUMN yang dipimpinnya bisa meraih laba hingga minimal Rp 300 miliar.
Ismed meyakini bahwa keuntungan yang diraih itu bukan rekayasa keuangan, melainkan benar-benar berupa uang tunai yang diperoleh dari peningkatan kinerja sejumlah anak perusahaan, terutama dari pabrik gula Rajawali I dan Rajawali II.
Dalam bidang agroindustri, PT RNI memiliki 10 pabrik gula di Jawa Barat, Yogyakarta, dan JawaTimur. Pabrik gula inilah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan kinerja PT RNI selaku perusahaan induk.
PT RNI juga memiliki anak perusahaan yang mengelola perkebunan sawit di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, dan perkebunan teh serta beberapa pabrik pengolahan produk hulu dan samping berbasis tebu.
Di bidang farmasi dan alat kesehatan, PT RNI memiliki pabrik obat, alat suntik, dan kondom. Selain itu, di bidang perdagangan dan distribusi, BUMN ini memiliki kantor cabang yang tersebar di Indonesia.
Saat ini, PT RNI memiliki satu perusahaan induk dan 13 anak perusahaan dengan total karyawan 15.928 orang hingga Desember 2009. Total aset per akhir 2009 tercatat Rp 4,9 triliun.
”Gula yang dihasilkan pabrik gula PT RNI sekitar 170.000 ton per tahun. Kalau digabung dengan produksi gula dari BUMN lain, yakni PT Perkebunan Nusantara, jumlahnya 500.000 ton dalam setahun,” ujar Ismed.
Kinerja anak perusahaan PT RNI berbeda satu dengan yang lain sehingga pendekatan dan model bisnisnya juga berlainan. ”Di situlah tantangan bagi saya untuk melakukan terobosan,