Jakarta, Kompas
Demikian dijanjikan Direktur Operasi Jasa Marga M Hasanudin, Selasa (2/10), seusai menjelaskan kenaikan tarif Tol Cikampek. ”Kami sedang menyurvei traffic (lalu lintas) dan membuat studi kelayakan terkait pelebaran lajur tersebut,” kata Hasanudin.
Menurut Hasanudin, penambahan lajur sebenarnya diamanatkan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol. Ukurannya pun sudah pasti, yakni ketika ruas tol yang ada tak lagi mampu menampung jumlah kendaraan yang melintas.
”Kini lalu lintas harian rata-rata di Tol Cikampek mencapai 450.000-500.000 kendaraan per hari,” ujar Hasanudin. Dia menambahkan, pendapatannya Rp 2,5 miliar per hari.
Dalam pengamatan Kompas, pada akhir pekan, ruas Tol Jakarta-Cikampek memang penuh sesak. Ruas tol itu bahkan seolah 2 x 4 lajur karena pengemudi melajukan kendaraan di bahu jalan untuk mendahului truk yang melaju sangat lambat di lajur kiri. Sebaliknya bus melaju lambat di lajur paling kanan.
Yang menarik, jika nanti pelebaran Tol Jakarta-Cikampek direalisasikan, perbedaannya dengan Tol Cikampek-Palimanan (116 kilometer) terlihat. Sebab desain Tol Cikampek-Palimanan ”hanya” 2 x 2 lajur dengan desain kecepatan 100-120 km per jam.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Waskito Pandu menyampaikan Keputusan Menteri PU Nomor 311 Tahun 2012 tentang kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek. Tarif tol akan dinaikkan pada Senin (8/10) pukul 00.00.
Besaran kenaikan tarif disesuaikan dengan nilai inflasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik selama dua tahun terakhir, antara 9,09-11,43 persen.
Tarif Golongan I (kendaraan kecil) pun naik dari Rp 11.000 menjadi Rp 12.000, sedangkan tarif Golongan V (truk tronton) naik dari Rp 33.000 menjadi Rp 36.500.
Berdasarkan Surat Direktur Utama Jasa Marga Nomor AA.PT01.696, penyesuaian tarif tol dengan target Juli 2012 telah dimohonkan. Kenaikan terakhir tarif tol tersebut pada 5 Juli 2010.
Namun, evaluasi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sempat menemukan belum dipenuhinya beberapa indikator standar pelayanan minimum (SPM), di antaranya jalan berlubang serta rusak dan pagar milik jalan (rumija) hilang. Maka, kenaikan tarif tol ditunda tiga bulan lebih.
”Kami telah memperbaiki jalan tol itu,” ujar Hasanudin. Dia menambahkan, upaya pemenuhan SPM dikerjakan tiap hari, tidak sekadar saat pengumuman tarif tol naik atau tidak.
Di sisi lain anggota BPJT, Agus Sidharta, mengatakan, kenaikan tarif tol tak perlu dipersoalkan. ”Terlalu banyak stigma negatif terhadap tol. Seolah-olah investor yang untung saat bangun tol atau orang kaya diuntungkan saat tol terbangun,” ujarnya.
Padahal panjang ruas tol di Indonesia hanya 770 km. ”Bandingkan dengan panjang tol di China yang mencapai 30.000 km di samping 65.000 km jalan bebas hambatan,” ujarnya.