Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik, Menantikan Aksi Obama terhadap Kubu Republik

Kompas.com - 10/11/2012, 17:37 WIB
Simon Saragih

Penulis

KOMPAS.com — Tidak ada yang sedih dengan kemenangan kembali Presiden Amerika Serikat Barack Obama, kecuali Mitt Romney dan Partai Republik. Dunia termasuk China sudah menyatakan dukungan kuat kepada Obama, untuk bekerja sama secara internasional. Jagat raya nyaman dengan Obama. Namun, perang menarik untuk dinantikan soal Obama adalah seputar isu domestik AS.

Tentu kehadiran Obama membuat Indonesia juga bisa senang. Namun, Kwik Kian Gie sangat skeptis, Indonesia bisa meraih simpati Obama terkait renegosiasi kontrak migas. Kwik Kian Gie tidak yakin Indonesia bisa melakukan terobosan.

Lepas dari itu, dunia menyambutnya karena sikap lebih menghargai kolaborasi, aspek hukum internasional. Demikian penilaian Fareed Zakria, seorang penulis dan juga ahli politik CNN.

Ini membuat Obama disukai ketimbang Mitt Romney, yang mengernyitkan dunia karena terkesan mengusung dan meneruskan gaya kepemipinan pendahulu Obama, yakni George W Bush (Republik).

Televisi Euronews menayangkan pernyataan warga yang menyebutkan Romney adalah calon usang, menganggap AS tetap seperti berada di era seusai Perang Dunia II.

Akan tetapi, bukan masalah dunia yang menjadi soal utama bagi Obama ke depan. Masalah terbesar dan berdampak global harus ditangani segera. Inilah tugas besar Obama seusai kemenangan Obama pada pemilu 6 November lalu. Ini terkait defisit keuangan negara AS.

Isu ini mendadak mendunia dengan tema fiscal cliff. Jika masalah domestik AS ini tidak ditangani dengan benar, ekonomi dunia bisa terjerembab ke dalam resesi besar. Pada Januari 2013, undang-undang yang diciptakan di era Bush berakhir sudah. Ini terkait dengan undang-undang pembebasan pajak. Otomatis 90 persen keluarga di AS akan ketiban pajak pendapatan lebih tinggi.

Dalam 10 tahun terakhir, AS menikmati keringanan pajak walau membangkrutkan. Pada Januari 2013, Pemerintah AS juga wajib menurunkan pengeluaran negara, seperti pengeluaran sektor militer dan pengeluaran lain untuk kepentingan rakyat kelas menengah bawah.

Namun, menjalankan kebijakan ini sangat riskan. Obama bisa dituduh rakyat sebagai mengkhianati janji kampanye. Bukan itu saja, ekonomi AS bisa memasuki resesi. Ini yang menjadi ketakutan AS dan dunia.

Ada satu sisi positif dengan kenaikan pajak dan penurunan pengeluaran negara. Tindakan ini akan menghemat uang negara kurang lebih 600 miliar dollar AS sepanjang tahun 2013. Ini akan berperan besar menurunkan defisit anggaran AS.

Kini besaran defisit anggaran negara AS sudah mencapai 7,4 persen terhadap produksi domestik bruto (PDB) AS. Besaran defisit anggaran negara yang relatif aman adalah maksimal 3 persen terhadap PDB. Penurunan defisit ini juga akan berperan secara perlahan untuk menurunkan total utang AS, yang sudah mencapai 16,2 triliun dollar AS.

Besaran PDB AS kini sekitar 15,45 triliun, berdasarkan data di situs usdebtlock.org. Besaran utang negara AS sudah mencapai 105 persen terhadap PDB. Ini sudah jauh di atas ambang batas aman.

Besaran utang harusnya maksimal 60 persen dari PDB. AS sudah melanggar rambu-rambu ekonomi. Ada potensi gagal bayar utang di masa depan. Beban pembayaran utang AS membesar, sementara potensi penerimaan tidak digali lebih dalam.

Karena itulah lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+ pada 5 Agustus 2011. Alasannya, kesehatan keuangan negara dan potensi perekonomian AS ke depan menurun.

Pada hari Rabu (7/11/2012), lembaga pemeringkat AS lainnya, Fitch Ratings, juga mengancam akan menurunkan peringkat utang AS yang masih diberi kode AAA. Jika defisit tidak diturunkan dan jika utang tidak diturunkan,  peringkat utang AS akan diturunkan.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde juga mengingatkan. Demikian juga G-20, dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral kelompok G-20 di Mexico City, pekan lalu, menuntut tanggung jawab AS.

Negara ini diminta mengatasi besaran defisit. Namun, G-20 juga meminta  AS agar menangani secara saksama penurunan defisit ini karena di sisi lain berbahaya dan bisa membawa AS ke dalam resesi. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble meminta AS menangani secara saksama penurunan defisit anggaran ini.

Membahayakan ekonomi dunia

Ada dilema besar di balik penurunan defisit itu jika dilakukan secara mendadak. Kantor Angaran Kongres (Congressional Budget Office) mengeluarkan hasil studi. Disebutkan, kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran negara akan mengurangi defisit anggaran AS sebesar 5 persen. Ini terjadi karena kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran negara akan menghasilkan penghematan uang sebesar kurang lebih 600 miliar dollar AS.

Akan tetapi CBO mengingatkan, ekonomi AS juga sekaligus terancam memasuki resesi. Inilah dampak dari sebuah kebijakan ekonomi, sering tidak sejalan antara tindakan dengan resultante yang diinginkan. Mengapa? Penarikan dana sebesar 600 miliar dollar AS dari perekonomian AS sama saja dengan menghentikan atau mengurangi transaksi dalam perekonomian AS.

Ekonom JP Morgan, Michael Feroli, mengingatkan bahaya. Ini akan meningkatkan angka pengangguran ke level 9,1 persen akibat kelesuan perekonomian AS. Pada Oktober lalu angka pengangguran AS sudah mencapai 7,9 persen.

Ada 12,3 juta warga AS yang menggangur. Ini memang lebih baik ketimbang angka pengangguran pada Januari lalu, yang sempat mencapai 9,8 persen. Pasar dan G-20 khawatir besar. Jika AS masuk ke dalam resesi, di tengah zona euro dan Jepang yang sedang terhujam resesi, maka kejatuhan ekonomi AS semakin menjerembabkan ekonomi global ke dalam resesi lebih besar.

Pihak yang paling dirugikan adalah Eropa dan AS sendiri, walau juga akan berpengaruh kepada kawasan lain, seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Ada celah untuk mencegah itu. Obama ingin memilah-milah pembebasan pajak mana yang harus depertahankan. Obama memilih agar pendapatan warga di bawah 250.000 dollar AS per tahun tetap diberi keringanan. Sebaliknya, dia ingin agar pendapatan warga di atas 250.000 dollar AS dinaikkan.

Artinya, jika uang para warga kaya yang disedot, tidak akan menganggu transaksi perekonomian AS. Para warga kaya memiliki uang terlalu banyak, yang diperlukan untuk keperluan ekonomi negara.

CBO mengatakan, pengenaan pajak warga kaya tidak akan melukai ekonomi. Ekonom AS, Joseph E Stiglitz, juga mengindikasikan persetujuannya pada pemajakan warga kaya AS, yang selama ini banyak mendapatkan keringanan. "Apalagi dana-dana ini banyak ditempatkan di Caymand Islands," kata Stiglitz.

Warren Buffet, salah satu warga terkaya AS, menyatakan kesediaan dikenai pajak lebih tinggi karena sebagai warga kaya dia tidak dipajaki dengan persentase lebih besar. Ini ditantang kubu Republik.

"Kenaikan pajak tidak akan disetujui DPR AS," kata Ketua DPR AS (House of Representatives) John Boehner, Republikan asal Ohio, negara bagian yang dimenangi Obama.

Dia menambahkan, kenaikan pajak atas warga kaya akan merugikan sektor bisnis berskala menengah ke bawah. Obama dan Demokrat menginginkan pengeluaran pemerintah dikurangi, tetapi tidak untuk sektor pengeluaran yang berguna bagi warga kelas bawah.

Kubu Republikan ingin menekan pengeluaran untuk Medicare, Medicaid, dan food stamps, andalan Obama selama kampanye. Partai Republik mengatakan, jika pajak dinaikkan, sejumlah pengeluaran juga harus dikurangi, terutama untuk kepentingan kelas menengah bawah yang selalu dibela Obama dan Demokrat.

"Pihak Demokrat mengatakan, pengeluaran untuk kepentingan warga kelas bawah akan dipertahankan dan pajak warga kaya dinaikkan. Kubu Republik tidak ingin ada kenaikan pajak," kata Jonathan Traub (http://www.washingtonpost.com/politics/jon-traub).

Kompromi atau tegas?

Apa yang akan terjadi ke depan? Apa Obama akan bertarung atau berkompromi? Harian Washington Post edisi 18 Oktober lalu mengatakan, Obama akan lebih keras dan lebih berani unjuk gigi terhadap Partai Republik. Obama sudah tidak memiliki kendala politis. Obama siap melakukan terobosan. Kubu Demokrat berharap Obama tegas.

"Kami sudah lama berjuang agar pajak dinaikkan," kata Senator Charles E Schumer (http://projects.washingtonpost.com/congress/members/S000148, Demokrat, New York).

Dalam pidatonya pada Jumat (9/11/2012) siang, Obama meminta Boehner bertemu pekan depan untuk mengatasi fiscal cliff. Obama sudah mengancam akan menggunakan mandat rakyat yang dia janjikan saat kampanye. "Tidak bisa lagi kita bermain politik, kita membutuhkan aksi," kata Obama.

Senator Jim DeMint (Republik, South Carolina) mengatakan, Obama ingin pajak dinaikkan. Kubu Republik sudah paham Obama tidak akan berkompromi soal ini. Kubu Republik memberi salah satu solusi agar ambang batas utang dinaikkan ke atas pagu 16,4 triliun dollar AS.

China menjadi andalan untuk penambahan utang ini. Tujuannya, agar pajak tidak dinaikkan. Kubu Obama tidak melirik opsi ini karena hanya akan menambah utang AS di masa depan. "Obama akan mengandalkan janjinya kepada warga bahwa pajak bagi si kaya akan dinaikkan," kata penasihat Gedung Putih, David Plouffe.

"Saya siap berkompromi," kata Obama. "Akan tetapi, saya tidak akan mendukung sebuah rencana yang tidak berimbang." Obama menginginkan penerimaan negara yang lebih besar dari para warga kaya.

"Ini adalah isu sentral selama pemilu. Pemilu menunjukkan warga AS setuju dengan pendekatan saya," kata Obama.

Bagaimana Obama menekan Republik ke depan? Ini yang menarik untuk dinantikan. Obama tidak mengutarakannya secara eksplisit. Obama ingin patriotisme para warga kaya, yang selalu mendukung kubu Republik selama bertahun-tahun, tetapi telah menyandera kebijakan ekonomi dan politik Partai Republik.

Apakah Obama berani menekan? Tampaknya Obama siap. Sepanjang kampanye, Romney menekan Obama soal kinerja ekonomi yang buruk selama empat tahun terakhir.

Di Negara Bagian Florida, di Ohio, Pennsylvania, yang dimenangi Obama, Romney fokus dengan isu kegagalan ekonomi selama pemerintahan Obama. Akan tetapi, warga sadar betul. Kekacauan ekonomi adalah warisan Bush, bukan salah Obama semata.

Media besar AS tampak mendukung Obama soal fiscal cliff. Dalam empat tahun ke depan, menarik untuk menyaksikan perang Obama melawan Republik. (REUTERS/AP/AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com