Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Bata, Legenda Anak Sekolahan era 1980-an yang Mulai Redup

Kompas.com - 05/05/2024, 11:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sempat merajai pasar sepatu di Indonesia, pamor Sepatu Bata kini mulai meredup. Persaingan sengit industri alas kaki nasional, ditambah dengan pukulan keras saat Pendemi Covid-19, membuat kinerja keuangan produsen Sepatu Bata semakin babak belur.

Sejatinya, kabar pontang-pantingnya Sepatu Bata berusaha bertahan di bisnis alas kaki sudah berembus sejak 2021. Perusahaan ini diisukan dengan kabar PHK besar-besaran, penjualan merosot, hingga kabar penutupan beberapa gerai.

Tak sulit pula menemukan berita soal PT Sepatu Bata yang harus bolak-balik menghadapi gugatan dari para krediturnya dalam perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Masa kejayaan Sepatu Bata

Sepatu merek Bata sempat mengalami masa kejayaan di Indonesia sejak tahun 1980-an, berlanjut hingga era 1990-an, dan masih terus populer hingga tahun 2000-an.

Bahkan, semenjak tahun 1980-an, di Tanah Air sempat muncul tren di kalangan anak sekolah, kalau enggak pakai sepatu Bata, rasanya dianggap ketinggalan zaman.

Sepatu Bata jadi incaran banyak anak sekolah setiap jelang tahun ajaran baru. Anggapan kalau kualitas Sepatu Bata terkenal awet dan tidak gampang rusak pun juga melekat di hati para orang tua kala itu.

Baca juga: Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata?

Menjelang setiap tahun ajaran baru pula, Bata juga gencar memasang iklan koleksi sepatu barunya di surat kabar dan televisi. Hal ini sukses membuat anak-anak mengalami eforia berburu sepatu baru saat liburan sekolah.

Sepi order bikin pabrik ditutup

Namun mulai 2020, keuangan PT Sepatu Bata Tbk (kode emiten: BATA) compang-camping di mana penjualan tidak sesuai harapan, kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang. Laporan keuangan terbaru, BATA mengalami kerugian empat tahun berturut-turut.

Dalam keterangan yang disampaikan melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan sudah tak sanggup menanggung kerugian akibat kapasitas produksi dari pabrik Purwakarta yang sudah tidak seimbang dengan permintaan pasar.

"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta (pabrik Sepatu Bata tutup), karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun," beber Direktur Sepatu Bata Hatta Tutuko.

Baca juga: Rugi Terus, Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup

Sebelumnya, lanjut Hatta, manajemen sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan fasilitas produksinya yang ada di Purwakarta. Namun tetap saja perusahaan harus menanggung kerugian operasional.

"PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," ungkap Hatta.

Pabrik di Purwakarta sendiri merupakan fasilitas produksi terbesar PT Sepatu Bata Tbk. Pabrik Purwakarta sebelumnya merupakan relokasi pabrik pertamanya yang semula berada di Kalibata, Jakarta Selatan.

Bata adalah produsen sepatu yang berusia ratusan tahun di Indonesia. Perusahaan ini sudah membangun pabrik di Kalibata saat daerah itu masih berupa hutan karet lebat di kawasan Ommelanden (penyangga Batavia).

Baca juga: Sejarah Sepatu Bata, Merek Eropa yang Sering Dikira dari Indonesia

Pabrik pindah dari Kalibata ke Purwakarta

Pada tahun 2008, perusahaan menjual aset tanah dan pabriknya di Kalibata pada PT Pradani Sukses Abadi (PT PSA), sebuah perusahaan properti milik Agung Podomoro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com