Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABK Asing Makin Bebas

Kompas.com - 12/11/2012, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Kementerian Kelautan dan Perikanan mengizinkan penempatan anak buah kapal warga negara asing pada kapal-kapal ikan berbendera Indonesia untuk kurun tiga tahun. Hal itu makin membuka peluang pengurasan ikan oleh kapal ikan asing berbendera Indonesia.

Izin penggunaan anak buah kapal (ABK) warga negara asing pada kapal ikan Indonesia tertuang dalam rancangan revisi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2011 dan Permen-KP Nomor 49 Tahun 2011 tentang Usaha Penangkapan Ikan. Pasal 89 mensyaratkan penggunaan 100 persen nakhoda dan ABK warga negara Indonesia untuk kapal ikan berbendera Indonesia dan 70 persen ABK untuk kapal ikan berbendera asing paling lama tiga tahun sejak peraturan menteri diterbitkan.

”Kami berharap revisi Permen-KP itu bisa ditetapkan paling lambat akhir November 2012. Penyusunannya telah melibatkan aspirasi dari dinas kelautan dan perikanan di kabupaten/kota,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Heryanto Marwoto di Jakarta, Sabtu (10/11/2012).

Marwoto berpendapat, pemberian waktu tiga tahun untuk penyesuaian ABK untuk menunggu kesiapan sumber daya manusia dalam negeri.

Sejak tahun 2001, pemerintah sebenarnya telah mendorong penggunaan anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia pada semua kapal ikan berbendera Indonesia, baik kapal eks asing maupun kapal buatan Indonesia.

Pasal 35A Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan bahkan mewajibkan kapal perikanan berbendera Indonesia yang menangkap di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia sepenuhnya menggunakan nakhoda dan ABK warga negara Indonesia. Namun, hingga kini, sebagian besar kapal eks asing berbendera Indonesia masih menggunakan tenaga kerja ABK asing.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Arif Satria menilai, selama ini pemerintah terkesan menutup mata atas praktik pencurian ikan oleh kapal eks asing berbendera Indonesia. Kapal itu memanfaatkan bendera ganda, yakni menangkap ikan di perairan Indonesia, tetapi ikan hasil tangkapan tidak pernah didaratkan di pelabuhan dan unit pengolahan ikan di Indonesia. Ikan langsung diangkut ke negara asal kapal.

Kapal milik asing terindikasi menggunakan jasa pengusaha perantara untuk memperoleh izin penangkapan ikan.

”Jika penggunaan ABK asing dibiarkan berlarut-larut, hal itu membuka peluang bagi kapal ikan milik asing menguasai perairan Indonesia untuk mencuri ikan,” ujar Arif.

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Perikanan Indonesia Herwindo menyesalkan pelemahan regulasi. Maraknya pencurian ikan oleh kapal ikan asing telah mengakibatkan kelangkaan bahan baku industri pengolahan ikan di Tanah Air dan kontraproduktif dengan program industrialisasi perikanan. (LKT)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Tidak Berizin Leluasa Beroperasi, Keselamatan Masyarakat Jadi Taruhan

Bus Tidak Berizin Leluasa Beroperasi, Keselamatan Masyarakat Jadi Taruhan

Whats New
Cara Daftar Mobile Banking Bank Papua dari HP Antiribet

Cara Daftar Mobile Banking Bank Papua dari HP Antiribet

Spend Smart
Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com