Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Hentikan Pengiriman Dreamliner

Kompas.com - 20/01/2013, 08:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Boeing telah menghentikan pengiriman pesawat 787 Dreamliner yang sebelumnya mengalami masalah pada baterai yang kini sedang diperbaiki.

Sebuah surat elektronik dari produsen pesawat besar di AS ini menyatakan akan melanjutkan pembuatan pesawat, tetapi tidak akan dikirimkan sampai otoritas AS memberikan dukungan. Saat ini, Badan Penerbangan Federal AS sedang melakukan penyelidikan terhadap pesawat Dreamliner.

Semua pesawat Boeing 787 berjumlah 50 unit yang beroperasi sudah berhenti terbang sejak seluruh penerbangan Nippon Airways melakukan pendaratan darurat karena ada masalah pada pesawat.

"Kami tak akan mengirimkan 787 sampai Badan Penerbangan Federal FAA memberikan persetujuan kelayakan terbang, terutama menyangkut baterai dan pendekatan untuk mendapatkan persetujuan itu telah dijalankan," kata juru bicara Boeing dalam keterangan melalui surat elektronik.

Menteri Transportasi AS Ray LaHood mengatakan, awalnya Dreamliner tidak diizinkan terbang sampai otoritas yakin 1.000 persen kondisinya tidak berbahaya.

Sejumlah masalah yang terjadi selama beberapa pekan menimbulkan pertanyaan mengenai 787, yang merupakan pesawat terbesar pertama yang dikandangkan sejak 1979.

Dreamliners tersandung sejumlah masalah, termasuk kebocoran bahan bakar, kerusakan pada jendela kokpit, masalah rem, dan kebakaran listrik. Bagaimanapun, masalah baterai yang paling menjadi perhatian.

Pekan ini, regulator penerbangan AS dan Eropa mengatakan, pesawat harus dikandangkan selama pemeriksaan keselamatan dilakukan terhadap baterai ion lithium.

Jumat (18/1/2013) lalu, pejabat AS dari Badan Penerbangan Federal dan Badan Keselamatan Transportasi Nasional bergabung dalam tim penyelidikan dari Jepang di Bandara Takamatsu.

Badan Keselamatan Transportasi Jepang mengatakan, baterai dan sistem di selilingnya akan dikirimkan ke Tokyo untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan menambahkan bahwa baterai itu mirip dengan baterai pesawat 787 milik Japan Airlines yang terbakar di Boston.

Pilot dari pesawat ANA melakukan pendaratan darurat pada Rabu (16/1/2013) setelah mencium adanya benda terbakar dan menerima peringatan tentang masalah baterai. Semua penumpang berhasil dievakuasi.

Penyelidikan tersebut dipimpin oleh Badan Keselamatan Transportasi Jepang.

Sementara itu, Boeing melakukan investasi besar terhadap Dreamliner 787, dan perusahaan harus menjual lebih dari 1.100 pesawat dalam satu dekade untuk mengejar keuntungan. Masalah ini juga memengaruhi integritas Dreamliner, yang telah beroperasi sejak Oktober 2011. (Asnil Bambani Amri/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Spend Smart
BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

Spend Smart
KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

Whats New
Pengguna 'Paylater' di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Pengguna "Paylater" di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Whats New
Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com