Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Kendalikan BBM, Konversi Gas

Kompas.com - 25/01/2013, 15:11 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo menginginkan rapat soal pengendalian BBM bersubsidi dengan Kementerian ESDM kembali digelar. Ada tiga kunci pokok pembahasan yang akan disampaikan.

"Kuncinya adalah di bagian (pengendalian) BBM bersubsidi sendiri, konversi gas, dan energi alternatif. Itu adalah kunci yang akan dibicarakan," kata Agus saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (25/1/2013).

Namun, Agus masih enggan menjelaskan detail tiga pokok pembahasan yang akan diutarakan kepada Kementerian ESDM tersebut.

Namun, yang pasti, Agus memang menginginkan ada pengendalian kuota BBM bersubsidi yang tepat. Sebab, pada tahun lalu, konsumsi BBM bersubsidi sudah jebol hingga 1,23 juta kl.

Rencana pertemuan soal pengendalian BBM bersubsidi ini akan dilakukan Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM dalam pekan depan. Pertemuan rapat ini sempat tertunda selama dua pekan karena adanya sidang kabinet.

"Jadi, minggu depan saya harus jadwalkan pertemuan itu kembali, apakah akan lewat rapat koordinasi di kantor Kementerian Perekonomian atau dengan Menteri ESDM sendiri," tambahnya.

Karena batal bertemu dengan Menteri ESDM, Agus enggan menjelaskan rencana apa saja yang akan diajukan pemerintah untuk bisa menekan anggaran subsidi BBM yang terus membengkak. Dalam rapat tersebut, juga akan ditentukan mekanisme pengendalian BBM bersubsidi yang tepat, sekaligus bila jadi kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Saya belum bisa berkomentar karena nanti memberikan informasi yang tidak seimbang," elaknya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com