Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Waspadai Daya Saing

Kompas.com - 19/03/2013, 19:22 WIB
Cyprianus Anto Saptowalyono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seluruh pemangku kepentingan di Indonesia harus mewaspadai masa depan daya saing industri nasional. Komitmen terhadap pengembangan produk dalam negeri menjadi modal yang diperlukan untuk menggapai hal tersebut.

Demikian Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian yang juga Ketua Sekretariat Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Panggah Susanto di Jakarta, Selasa (19/3/2013).

Menurut Panggah, kewaspadaan tersebut diperlukan menimbang padatnya jumlah kesepakatan perdagangan bebas, baik yang bersifat bilateral, regional, maupun multilateral.

Kesepakatan perdagangan bebas yang sudah berjalan sejauh ini adalah ASEAN FTA, China-ASEAN FTA, Korea Selatan-ASEAN FTA, IJEPA, dan Australia New Zealand -ASEAN FTA. Adapun kesepakatan perdagangan bebas yang sedang dijajaki adalah dengan Australia, Pakistan, dan EFTA.

Panggah menuturkan, industri pengolahan non-minyak dan gas bumi nasional tumbuh 6,40 persen di tahun 2012, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,3 persen.

Ini menggembirakan, mengingat pada periode 2005-2010 pertumbuhan industri pengolahan lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi sehingga muncul isu deindustrialisasi. "Namun, dengan adanya kesepakatan kerja sama FTA yang semakin dekat implementasinya, kita perlu hati-hati mengambil langkah untuk menguatkan industri nasional," kata Panggah.

Dia mengingatkan agar jangan sampai pasar domestik diserbu produk asing dengan harga murah. Realistisnya kekhawatiran ini tidak lepas dari data tahun 2011 yang menunjukkan defisitnya perdagangan Indonesia dengan beberapa negara, khususnya RRC, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

"Ini saatnya Indonesia menerapkan strategi kebijakan yang cerdas melalui P3DN," kata Panggah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com