Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib-Hidayat-Gita

Kompas.com - 23/05/2013, 07:47 WIB

KOMPAS.com - Pada 18 November 2012, di salah satu restoran di Phnom Penh, Kamboja. M Chatib Basri, MS Hidayat, dan Gita Wirjawan makan malam bersama. Suasana diwarnai canda tawa di sana-sini.

Saat itu, Chatib masih sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Bersama Hidayat yang Menteri Perindustrian dan Gita Wirjawan yang Menteri Perdagangan, Chatib hadir di Phnom Penh sebagai bagian dari delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ke-21 ASEAN di Kamboja, 15-20 November.

Makan malam juga dihadiri Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto dan politikus dari Partai Golkar, Tantowi Yahya. Beberapa wartawan Indonesia ikut diundang. Hanya ada pembicaraan ringan sembari menikmati menu khas Kamboja yang dihidangkan. Salah satu topiknya adalah fenomena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang naik daun.

Peristiwa makan malam itu jelas tidak bisa menggambarkan secara utuh pola komunikasi yang terbangun di antara ketiga pejabat negara itu. Namun, paling tidak, momen itu bisa sedikit menunjukkan seberapa cair mereka berkomunikasi.

Dengan digesernya Chatib Basri dari Kepala BKPM menjadi Menteri Keuangan, lancarnya arus komunikasi di antara Chatib, Hidayat, dan Gita menjadi kian penting. Sinergi di antara lembaga yang mereka pimpin kian diperlukan mengingat pertautan tugas dan fungsi antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan di lapangan berlangsung setiap hari.

Sinergi itu kini kian strategis menyusul niat pemerintah mendorong sisi suplai guna memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Sisi suplai selama ini tertinggal dibandingkan sisi permintaan yang melejit tinggi.

Pesan Presiden kepada Chatib adalah bahwa tugas Menteri Keuangan tidak sebatas mengelola fiskal. Masih banyak tugas lain yang harus ditangani, salah satunya adalah mendorong investasi domestik. Instrumen yang dimiliki Menteri Keuangan adalah insentif fiskal atau aturan keringanan pajak.

Sejauh ini, pemerintah telah menyediakan skema keringanan pajak (tax holiday). Namun, itu dianggap kurang menarik. Terbukti hanya dua perusahaan yang memanfaatkannya.

Chatib telah melempar sinyal bahwa Kementerian Keuangan akan melonggarkan skema tersebut. Hidayat pun sudah siap membahas sejumlah isu tertunda dengan Chatib. Tak tertutup kemungkinan pula Gita menyusul.

Sinyal perdana telah dilempar. Ada kesan, trio menteri itu ramah investor. Ramah investor adalah sikap positif sepanjang itu prolingkungan serta berujung penciptaan lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja, dan akhirnya mengurangi kemiskinan. Intinya, orientasi harus kepentingan nasional.

Namun, di sisi lain, ramah investor punya batas tipis dengan sikap suka obral sumber daya alam, tenaga kerja, dan pasar. Untuk bagian yang ini, semoga sinergi Chatib-Hidayat-Gita hanya menghasilkan satu kata tegas, tolak! (FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com