Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanipulasi Suku Bunga Acuan, 20 Bank "Disemprit" MAS

Kompas.com - 14/06/2013, 21:06 WIB

 

SINGAPURA, KOMPAS.com - Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) menghukum 20 bank lantaran dituduh memanipulasi kurs referensi suku bunga (Singapore interbank offered rate/Sibor), swap offered rates, serta patokan nilai tukar.

Dari 20 bank yang terlibat, tiga di antaranya adalah ING Groep NV, Royal Bank of Scotland Group Plc (RBS) dan UBS AG. Akibatnya, bank-bank yang dituduh itu harus menyisihkan dana senilai total 9,6 miliar dollar AS sekitar Rp 96 triliun untuk diserahkan kepada MAS. Adapun jumlahnya tergantung pada masing-masing bank, berdasarkan tingkat pelanggarannya. MAS juga menyatakan bahwa dana yang disisihkan oleh bank-bank tersebut tidak memperoleh hasil alias 0 persen.

Adapun tiga bank tersebut adalah yang harus menyisihkan dana paling besar, karena pelanggaran yang dilakukan dinilai yang paling parah.

MAS menyatakan manipulasi suku bunga itu dianggap sebagai tindakan kriminal, sehingga bank-bank yang terlibat akan masuk dalam pengawasan.

Terbongkarnya praktik manipulasi itu terjadi di tengah gencarnya pengawasan terhadap institusi keuangan global yang berpotensi melakukan pelanggaran dengan potensi kerugian mencapai 4,7 triliun.

Sebelumnya, Barclays Plc, UBS and RBS oleh otoritas keuangan Amerika Serikat dan Inggris diwajibkan membayar sebesar 2,5 miliar dollar AS tahun lalu, lantaran kedapatan melakukan manipulasi London interbank offered rate (LIBOR) U.S. and U.K financial regulators on rigging Libor.

“Para regulator keuangan di seluruh dunia saat ini mengambil kesempatan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem finansialnya,” ujar David Marshall, analis pada perusahaan CreditSights Inc. seperti dikutip dari Bloomberg (14/6/2013).

“Jika tidak ada bukti mengenai pelanggaran SIBOR, SOR dan patokan nilai tukar, hal itu sangat mungkin berkaitan dengan hilangnya etika profesional," tulis MAS.

SIBOR biasanya menjadi acuan kredit, baik itu untuk kredit komersial hingga kredit pemilikan rumah. Tingkat SIBOR ditentukan dari asosiasi perbankan Singapura. Sementara itu terkait dengan nilai tukar, referensi diambil dari 11 bank yang ada di negara tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com