Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Birokrasi Ganggu Stabilitas Ekonomi

Kompas.com - 15/07/2013, 13:01 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa birokrasi dalam sistem pemerintahan, khususnya di jajaran kementerian, masih berbelit-belit. Hal itu mengganggu stabilitas perekonomian di Tanah Air.

Salah satu jenis birokrasi yang berbelit-belit terkait proses pemberian izin surat persetujuan impor (SPI) dari Kementerian Pertanian soal impor daging.

"Itulah makanya harus ada pemangkasan perizinan, izin ini itu. Soal impor daging kan sudah diputuskan, tapi realisasinya lambat. Jadi, masalah birokrasi kita memang sangat berbelit-belit," kata Hatta saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (15/7/2013).

Hatta menambahkan bahwa proses pemberian SPI daging sapi seharusnya telah masuk sejak 13 Mei 2013 lalu. Dengan pembukaan keran impor tersebut, pemerintah mengharapkan harga daging sapi tidak melonjak, khususnya menjelang pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi pada 26 Juni 2013 lalu.

Namun ternyata, SPI baru turun pada 26 Juni 2013. Padahal, harga daging sapi sudah melonjak sebulan sebelumnya.

"Bayangkan, harusnya hitungan kita itu daging tidak naik sebelum kenaikan harga BBM. Ini karena, target kita, sebelum BBM naik, harga-harga sudah harus stabil," katanya.

Pernyataan ini terlontar akibat sentilan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan Kepala Bulog Sutirto Alimoeso lambat mengimplementasikan realisasi impor daging sapi.

Seperti diberitakan, dalam rapat di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (13/7/2013) siang, Presiden mengungkapkan bahwa instruksi yang diberikannya sudah sangat jelas.

"Terus terang saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Bulat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar Presiden dengan nada kesal.

Presiden menyarankan agar stabilitas harga itu dijaga karena urusan daging sapi ini bukan musiman dan sudah lama dibahasnya. Presiden memberikan instruksi agar Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian berkomunikasi dengan pebisnis.

"Jangan pula pebisnis besar main mata entah dengan unsur pemerintah, unsur mana pun yang bikin susah," tegas SBY.

Presiden mengingatkan kembali bahwa pemimpin harus punya kepekaan terhadap krisis. Menteri Pertanian harus punya sense of crisis, Kabulog, Menteri Perdagangan, sense of urgency, sense of responsibility."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Whats New
2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

Spend Smart
BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

Whats New
Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Whats New
Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com