"Salah satu yang Alhamdulillah masuk di APEC, ini perjuangan panjang, adalah development of medicinal plant and tradisional medicine. Ini sebenarnya adalah jamu. Kita promosikan jamu di APEC. Bahasa Jawanya jadi keren," ungkap Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi di kantornya, di Jakarta, pada Jumat (27/9/2013).
Bayu mengatakan, saat ini pengobatan yang diterima di negara anggota APEC masih berbasis medik, yang dikenal dengan istilah pharmateucal based. Padahal, banyak diantara 21 negara anggota APEC yang memiliki pengobatan alternatif berupa jamu-jamu tradisional yang sifatnya preventif, atau mencegah penyakit.
Beberapa diantara negara anggota APEC yang memiliki pengobatan alternatif adalah China, Thailand, Malaysia, dan Korea. Bayu mengatakan, untuk produk, seperti jamu, relatif lebih mudah diterima dan mendapat apresiasi, seperti jahe, temulawak, atau ginseng dari Korea yang memang sudah terkenal di antara negara anggota.
"Kita ingin supaya itu diakui. Tidak menggantikan medical tapi diakui, sebagai upaya menjaga kesehatan," imbuhnya.
Dalam pertemuan di APEC nanti, akan perwakilan dari negara anggota akan menyamakan pemahaman tentang pengobatan alternatif dan tradisional, sehingga ada standardisasi.
"Dari situ (kalau disepakati) konsekuensinya ya perdagangan. Dengan demikian kita bisa jualan," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.