Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Dihantui Pelemahan

Kompas.com - 01/10/2013, 07:28 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi pelemahan diproyeksikan tetap menghantui pergerakan rupiah, Selasa (1/10/2013) ini. Pelemahan akan lebih dalam bila data-data perekonomian domestik Indonesia terbaru yang dirilis hari ini lebih lemah dari periode yang sama sebelumnya.

Kemarin rupiah melemah terdalam dalam kurun waktu empat bulan terakhir dan menembus level Rp 11.600 per dollar AS. Tidak hanya pasar saham yang melempem oleh sentimen dari potensi terjadinya shutdown ekonomi AS, laju rupiah pun ikut terimbas sehingga membuat lajunya berbalik arah melemah.

Padahal di akhir pekan lalu, menurut riset Trust Securities, rupiah telah mengalami kenaikan yang cukup baik. Namun, sentimen dari AS turut menenggelamkan laju rupiah dan bahkan mengalami pelemahan yang cukup signifikan. Belum lagi imbas sentimen tersebut juga mempengaruhi laju nilai tukar sejumlah mata uang Asia sehingga makin memberi tekanan pada rupiah.

Aksi menunggu pelaku pasar jelang rilis inflasi dan neraca perdagangan juga membuat rupiah gagal melanjutkan kenaikannya dengan melewati target support Rp 11.553 per dollar AS. Rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.532-11.641 per dollar AS (kurs tengah BI).

Senat AS pada hari Senin (30/9/2013) waktu setempat, mengirim RUU kembali ke DPR untuk tujuan pertahankan pendanaan atas undang-undang kesehatan Presiden Barack Obama dan mendanai pemerintah sampai pertengahan November.

Merujuk data riset Monex Investindo Futures, Kongres AS belum menyetujui RUU untuk mendanai pemerintah dan tanpa pendanaan terbaru sebagian lembaga pemerintah akan tutup pada hari ini waktu setempat.

Senator pun menolak loloskan RUU dari DPR dan ingin merubah penundaan UU kesehatan dan membatalkan UU pajak perangkat medis. Sementara itu, senat dan House Republicans dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menghindari penutupan sebagian pemerintahan selama sepekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com