Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kurang Tenaga Ahli Teknologi Informasi

Kompas.com - 25/11/2013, 15:09 WIB


SHENZEN, KOMPAS.com
- Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga ahli di bidang teknologi informasi. Hal ini terjadi karena banyak sarjana TI yang hanya memiliki kemampuan dasar sebatas sebagai operator dan programmer, dan di sisi lain, mereka yang ahli di bidang TI justru direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan asing di luar negeri.

Demikian dituturkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Komunikasi dan Informatika Aizirman Djusan, saat ditemui wartawan Kompas, Regina Rukmorini, seusai acara penutupan Huawei Undergraduate Work, di Shenzhen, China, Jumat (22/11/2013).

Setiap tahun, jumlah sarjana teknologi informasi (TI) baru di Indonesia mencapai 300.000 orang per tahun. Mereka berasal dari 250 program studi dari beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Meskipun demikian, kata Aizirman, Indonesia masih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan tenaga ahli TI, karena sekitar 75 persen dari lulusan sarjana itu juga tidak mengembangkan kemampuan atau terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi karena justru bekerja di industri yang bergerak di bidang non-TI.

Di sisi lain, menurut dia, banyak tenaga ahli di bidang TI saat ini direkrut oleh perusahaan asing. ”Banyak tenaga ahli Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena mereka mendapat tawaran gaji lebih tinggi daripada gaji yang mereka terima di dalam negeri,” ujarnya.

Dia mencontohkan, banyak tenaga ahli di bidang animasi kini telah direkrut menjadi tenaga kerja di sebuah perusahaan di Malaysia.

Satrio Danuasmo, sarjana strata dua dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB mengatakan, setelah mengikuti program magang dan program pelatihan di sebuah perusahaan penyedia jasa solusi teknologi informasi dan komunikasi di China, dia pun berminat untuk bekerja di perusahaan tersebut.

”Dari pengalaman saya semasa pelatihan, saya merasa yakin dapat mengembangkan kemampuan dan bekerja lebih profesional di luar negeri,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Kamis 30 Mei 2024

Spend Smart
Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Upaya Industri Asuransi Hadapi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Mendorong Klaim

Whats New
Apa Kepanjangan Tapera?

Apa Kepanjangan Tapera?

Whats New
IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

IHSG Melemah Lagi Pagi Ini, Rupiah Kini Berada di Level Rp 16.220

Whats New
Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Semen Baturaja Bakal Tebar Dividen Rp 24,3 Miliar

Whats New
Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 30 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

IFG Life Catat Pendapatan Premi Rp 453,7 Triliun sampai April 2024

Whats New
Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Ketua INSA Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal Asia

Whats New
Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Emiten Distribusi Gas Alam CGAS Bakal Tebar Dividen Rp 2,2 Miliar dari Laba 2023

Whats New
IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Emiten Prajogo Pangestu (BREN) Bakal Tebar Dividen Rp 270,68 Miliar

Whats New
Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Alasan Masyarakat Masih Enggan Berinvestasi Kripto, karena Berisiko Tinggi hingga Banyak Isu Negatif

Whats New
Proses 'Refund' Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Proses "Refund" Tiket Kereta Antarkota Jadi Lebih Cepat mulai 1 Juni

Whats New
Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Transaksi Pasar Saham AS ‘Lesu’, Saham-saham di Wall Street Tertekan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com