Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Terus Kuatkan Bauran Kebijakan Moneter

Kompas.com - 12/12/2013, 19:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus melakukan penguatan kebijakan moneter terkait kemungkinan ketidakpastian ekonomi yang dapat meningkat.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A Johansyah mengatakan ke depan BI akan senantiasa terus mencermati sejumlah risiko, termasuk ketidakpastian ekonomi global yang dapat kembali meningkat.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk kebijakan untuk memperbaiki struktur ekonomi," kata Difi dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Adapun keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini yang mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada posisi 7,5 persen menurut Difi dinilai konsisten pada upaya mengarahkan inflasi pada level 4,5 plus minus 1 persen dan pengendalian defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan berkesinambungan.

Nilai tukar rupiah, kata dia, pada November 2013 masih tertekan. Secara point to point, nilai tukar rupiah melemah sebesar 5,77 persen (mtm) menjadi Rp 11.963 per dolar AS atau rata-rata melemah 2,42 persen (mtm) menjadi Rp 11.624 per dolar AS.

"Pelemahan nilai tukar tersebut terutama dipicu sentimen negatif pelaku pasar terhadap rencana pengurangan stimulus moneter AS dan pengaruh defisit transaksi berjalan. BI menilai pelemahan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang negara-negara kawasan. Ke depan, BI akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya sehingga dapat mendukung penyesuaian ekonomi secara terkendali," tegas Difi.

Adapun inflasi November 2013 dinilai terkendali dan masih dalam tren menurun. IHK November 2013 tercatat 8,37 persen (yoy). Meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Oktober 2013, inflasi November 2013 lebih rendah dibandingkan dengan pola historisnya dalam 5 tahun terakhir.

"Inflasi yang rendah didukung koreksi harga pada kelompok volatile food dan melambatnya inflasi inti akibat perkembangan harga global yang cenderung rendah. BI memprakirakan inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih rendah dari 8,5 persen dan terus menurun dalam kisaran target 4,5 plus minus 1 persen pada tahun 2014," jelas Difi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com