Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Akan "Black List" Importir Beras Nakal

Kompas.com - 06/02/2014, 21:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, pihaknya tak lagi akan merekomendasikan importir yang diduga memanfaatkan kode harmoized system (HS) beras untuk mendatangkan beras jenis medium asal Vietnam.

Kementan akan memasukkan daftar hitam importir tersebut. "Kalau itu kesengajaan atas nama keuntungan ya harus dicabut. Biarlah Kemendag yang menginvestigasi itu. Yang jelas nanti setelah ada rekomendasi (dari Kemendag), ya tentu harus masuk black list," kata Rusman ditemui usai rakor di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Menurut Rusman, sensitivitas importasi beras ini disebabkan lantaran kode HS yang sama antara beras medium dan premium. Ia menuturkan, sudah sejak lama Kementan berharap ada pembedaan kode HS.

Hal ini, kata Rusman, kan sangat membantu badan karantina dan Bea Cukai dalam melakukan pengawasan beras impor.

Ditemui dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan, Kementerian Perdagangan pun akan mengusulkan pembedaan kode HS. Sementara itu, ia menambahkan Kemendag memperlebar penyelidikan tidak hanya pada tiga importir yang diduga menyiasati kesamaan kode HS.

Untuk diketahui, sesuai Permendag No.12 tahun 2008, rekomendasi teknis penunjukkan importir dilakukan oleh Ditjen PPHP Kementan. Pada saat itu, kode HS dibedakan antara jenis medium dan premium. Akan tetapi, demi penyederhanaan BTKI 2012, kodenya disamakan.

"Nanti kita usulkan supaya jangan sama (lagi). Nanti akan dibahas sama-sama," terang Bayu.

Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, meskipun dibedakan, kode HS harus mudah dikenali secara internasional. Namun, ia memastikan pemerintah akan setuju pembedaan ini.

"Bagi saya tidak boleh tidak bisa dibedakan lagi, antara medium dan premium. Jadi, membuat sesuatu itu tidak gampang disalahgunakan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com