Kepala BPS Suryamin menuturkan, surplus perdagangan disebabkan ekspor Indonesia yang mencapai 15,21 miliar dollar AS, sementara impor sebesar 14,54 miliar dollar AS.
"Mudah-mudahan ini gambaran membaik, karena dua bulan berturut-turut surplus cukup tinggi," ungkap Suryamin dalam paparan Indeks Harga Konsumen, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
"Dibanding Maret 2013, waktu itu terjadi surplus sebesar 137,5 juta dollar AS. Sekarang surplusnya 673,2 juta dollar AS," lanjutnya.
Dia menuturkan, secara kumualtif Januari-Maret 2014, neraca perdagangan RI mencetak surplus sebesar 1,072 miliar, yang didapat dari ekspor sebesar 44,32 miliar dollar AS, sementara impornya sebesar 43,25 miliar dollar AS.
Namun untuk neraca perdagangan migas masih mengalami defisit sebesar 1,363 miliar dollar AS. Dia mengatakan, defisit disebabkan perdagangan minyak mentah yang mengalami defisit sebesar 547 juta dollar AS, perdagangan hasil minyak yang juga mengalami defisit sebesar 2,035 miliar dollar AS.
Surplus perdagangan gas yang mencapai 1,218 miliar dollar AS, tidak mampu menutup besarnya defisit perdagangan minyak mentah dan hasil minyak tersebut. "Sedangkan perdagangan non migas mengalami surplus 2,037 miliar dollar AS," terang Suryamin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.