“Saya juga menerima courtesy dari Vale, pimpinan Vale dari Brazil datang. Saya menerima dengan para menteri tadi, dan dilaporkan renegosiasi Vale sudah selesai, dan akan ditandatangani segera oleh pihak ESDM,” ungkap CT, kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (4/6/2014).
CT membenarkan proses renegosiasi Vale lebih cepat dibanding PT Freeport Indonesia. Renegosiasi Vale cukup dibahas sampai tim renegosiasi di Kementerian ESDM. Untuk renegosiasi Freeport harus dibawa ke sidang kabinet dan dibahas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kenapa Vale lebih simple? Karena mereka tidak perlu bangun smelter, karena sudah punya smelter. Mereka (Vale) memang tidak ekspor lagi konsentrat nikel. Tapi ekspor hasil olahan yang diproses di tempat mereka sendiri,” jelasnya.
Seiring dengan kesepakatan tersebut, Vale akan segera meneken nota kesepahaman (MoU). Namun, dia mengaku tidak tahu persis kontrak apa saja yang diamandemen. “(Amandemennya) Tanya ke ESDM, karena yang tandatangan nanti ESDM. Kita hanya terima saja bahwa sudah bersepakat antara ESDM dengan Vale,” ujarnya.
Sebagai informasi, keenam poin renegosiasi itu yakni pembangunan smelter, luas lahan tambang, perubahan perpanjangan kontrak (KK) menjadi izin usaha pertambangan (IUP), kenaikan royalti untuk penerimaan negara, divestasi, serta penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri.
Luas wilayah kerja Vale adalah sekitar 190.512 hektar, terletak di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.