Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Isu Ini Tak Akan Ditanyakan Jokowi kepada Prabowo

Kompas.com - 16/06/2014, 17:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom dari Megawati Institute, Imam Sugema, menjadi salah seorang perumus konten materi debat yang dibawakan Joko Widodo melawan Prabowo Subianto semalam, Minggu (16/6/2014).

Dia mengungkapkan, Jokowi tidak akan menanyakan perihal renegosiasi kontrak perusahaan asing kepada Prabowo Subianto. Alasannya, hal tersebut akan sangat mudah dijawab oleh Prabowo.

“Kita tidak akan menanyakan ke Pak Prabowo, karena beliau sudah hafal jawabannya,” ujar Imam, dihubungi Kompas.com, Senin (16/6/2014).

Dia bilang, Prabowo sudah sering mengeluarkan pernyataan soal renegosiasi, nasionalisasi, dan hal serupa dengan itu terkait kontrak-kontrak dengan perusahaan asing. Imam pun merasa tidak kaget ketika justru Prabowo yang menanyakan hal tersebut kepada Jokowi.

Dia pun mengaku tidak mempersiapkan jawaban khusus lantaran soal itu sudah menjadi pengetahuan umum, dan sudah diketahui pula oleh Jokowi. “Kita bisa meraba-raba arah pertanyaannya. Kalau yang seperti itu bisa dijawab. Kalau isu (renegosiasi) itu sudah jadi pengetahuan umum. Pak Jokowi paham itu. Sudah menjadi common sense,” jelasnya.

Dalam debat capres-cawapres semalam, Prabowo menanyakan kepada Jokowi tentang kontrak-kontrak perusahaan asing yang segera berakhir. Jokowi menjawab, semua kontrak yang akan berakhir harus dikalkulasi mulai dari sekarang.

“Agar jangan sampai, dalam royalti, pembagian keuntungan, pajak minerba itu, negara dirugikan. Kekayaan alam harus sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, arahnya ke sana,” kata Jokowi.

Prabowo pun menimpali kembali dengan pertanyaan tentang kontrak yang merugikan, tetapi masih jangka panjang. “Apa kita tunggu 20 tahun lagi dengan kehilangan nilai tambah? Apa tidak sebaiknya kita minta renegosiasi kontrak yang tidak menguntungkan?” kata Prabowo.

Jokowi pun mengaku belum membuka kontrak-kontrak yang diyakini Prabowo merugikan tersebut. “Saya ini kan belum membuka kontraknya. Kalau sudah kita buka, sudah jelas dan ada peluang untuk merenegosiasi ulang, segera kita lakukan itu. Kalau misal dalam kontrak itu bisa beli sekarang, kalau kita punya BUMN yang punya kemampuan, kenapa tidak kita lakukan?” ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com