“OJK mencabut 1 BPR Tugu Kencana di Solo, karena ada penipuan atau fraud. BPR itu ambruk karena uang diambil pemiliknya, direktur utamanya yang merupakan salah satu komisaris di sana,” kata Direktur Pengawasan Bank OJK Jateng dan DIY, Sudarmaji di Semarang, Rabu (16/4/2014).
Menurut Sudarmaji, BPR semestinya tidak ada yang kolaps jika dikelola dengan manajemen yang baik. BPR apapun, kata Dia, jika pengelolaannya baik akan mendapatkan laba. Secara umum, OJK menegaskan hingga saat ini belum ada lembaga keuangan yang diawasi secara khusus atau dalam masa pendampingan.
Di Jateng, ada 330 lembaga keuangan yang diawasi yang itu tersebar di berbagai wilayah di Jateng, 130 diantaranya di Kota Semarang. “Aset BPR saat ini per April 2014 di Jawa Tengah ada 17 Triliun dan DIY ada 3,5 Triliun. Untuk posisi kredit 13,8 Triliun di Jateng dan DIY 2,9 Triliun,” ujar dia.
Sementara untuk kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) untuk BPR di Jawa Tengah sebanyak 6,5 persen dan DIY 5,23 persen. “Kondisi terakhir lembaga keuangan seperi Bank Jateng, Bank DIY , Bank sahabat (BTPN syariah) semakin baik. Khusus untuk BTPN Syariah lebih baik karena ada tambahan modal sebesar Rp 500 miliar. Kalau kondisi BPR semuanya baik-baik saja,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.