Direktur Utama RNI Ismed Hasa Putro menjelaskan alasan lainnya adalah rendahnya kapasitas produksi pabrik gula tersebut menjadi alasan utama dihentikannya pabrik tersebut. “Saat ini kapasitas pabrik gula Karang Suwung hanya 1.500 ton cane per hari, dan ini kami rasa kurang efisien,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu malam (16/8/2014).
Dengan dihentikannya pabrik gula tersebut, RNI akan bisa melakukan efisiensi biaya. Sementara untuk tenaga kerja akan dialokasikan ke pabrik lainnya. “Karyawan akan dipindahkan ke pabrik lain milik kami, termasuk juga ke perkebunan,” lanjut Ismed.
Saat ini, rata-rata kapasitas produksi di berbagai pabrik gula milik RNI mencapai kisaran 6.000 ton cane per hari. Kapasitas produksi sebesar itu dinilai mampu menutup biaya operasional pabrik.
Penghentian pabrik adalah salah satu yang dilakukan oleh RNI guna menggenjot efisiensi perusahaan. Langkah lainnya adalah dengan mengonsolidasikan manajemen dua anak usaha yang membawahi pabrik gula, yaitu PT Rajawali I dan PT Rajawali II.
Sementara itu terkait dengan rendahnya pasokan tebu dari petani, RNI menuding pemerintah telah mengambil kebijakan yang salah. Hal ini karena kebijakan membuka keran impor gula rafinasi menyebabkan petani malas menanam tebu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.