Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Perusahaan Asing Jadi Objek Vital Nasional?

Kompas.com - 02/09/2014, 14:33 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengaku memiliki wacana melindungi perusahan-perusahaan asing dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), dengan menetapkannya sebagai  Obyek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI). Dengan menjadi OVNI, maka perusahaan-perusahaan ini mendapatkan prioritas perlindungan dari sisi pengamanan.

"Iya betul itu sudah ada dalam wacana kita, tapi pemerintah masih menginginkan yang didahulukan sektor industri nasional, tapi tidak menutup kemungkinan kalau itu jadi produk kebutuhan nasional tapi kepemilikannya sebagian mungkin yang asing," ujar MS Hidayat di Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Dia menambahkan, saat ini pemerintah baru memprioritaskan pengamanan kepada objek vital industri nasional. Pasalnya kata Hidayat, industri nasional merupakan salah satu penopang ekonomi Indonesia yang sangat trategis karena menyumbang 21 persen dari PDB. Sedangkan rencana perlindungan NGO, kata Hidayat belum menjadi prioritas saat ini.

Kemungkinan yang paling besar ditetapkan sebagai objek vital adalah perusahaan joint venture yang kepemilikannya separuh dimiliki Indonesia dan separuh lagi dimiliki asing.

"Saat ini baru objek vital industri nasional, kalau nanti dibutuhkan juga objek vital tetapi yang dimiliki joint venture gitu ya mungkin lebih banyak lagi," kata Hidayat.

Menteri Perindustrian (Menperin) memberikan sertifikat OVNI kepada 49 perusahaan industri dan 14 kawasan industri. Tujuannya adalah agar perusahaan dan kawasan industri mendapatkan perlindungan dari sisi pengamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com