Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Ebola, Wall Street Melorot

Kompas.com - 02/10/2014, 07:59 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street berakhir turun tajam pada Rabu (1/10/2014) waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah data ekonomi AS bervariasi di tengah memburuknya kecemasan atas pertumbuhan ekonomi global dan konfirmasi kasus Ebola pertama di Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 238,19 poin (1,40 persen) pada 16.804,71.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 26,13 poin (1,32 persen) menjadi 1.946,16, serta indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 71,30 poin (1,59 persen) ke posisi 4.422,09.

Pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebesar 213.000 pada September dari Agustus, menurut perusahaan penggajian ADP.

Tetapi Departemen Perdagangan melaporkan bahwa belanja konstruksi pada Agustus secara tak terduga turun 0,8 persen, sementara laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjuk ke perlambatan moderat dalam aktivitas manufaktur September dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Para analis menggambarkan kekhawatiran berbagai isu, termasuk penguatan dollar AS, harga minyak lebih rendah yang menghantam ekuitas energi dan konfirmasi pertama kasus virus Ebola di AS.

Michael James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities, menggambarkan sentimen pasar sebagai "mengerikan."

Hampir semua dari 30-anggota Dow turun, termasuk Intel  turun 2,4 persen, Johnson & Johnson  melemah 2,2 persen, JPMorgan Chase  terkoreksi 0,8 persen, dan Wal-Mart Stores berkurang 0,5 persen.

Saham-saham perusahaan penerbangan menderita karena spekulasi kasus Ebola akan mengakibatkan lalu lintas penumpang lebih rendah. Delta Air Lines jatuh 3,5 persen, sementara United Airlines kehilangan 2,8 persen.

Tekmira Pharmaceuticals, yang sedang mengembangkan pengobatan untuk virus Ebola, melonjak 18,2 persen.

General Motors melonjak 1,7 persen karena menguraikan rencana untuk mencapai margin laba sebelum pajak 9,0--10,0 persen pada awal 2020. Elemen-elemen penting termasuk kembali unit Eropa untuk profitabilitas pada 2016 dan pertumbuhan penjualan di Tiongkok menjadi lebih dari 30 juta kendaraan pada 2018.

Cola-Cola naik 0,2 persen menjadikan anggota Dow satu-satunya yang berakhir lebih tinggi setelah patuh pada kritik dari Warren Buffett dan lain-lainnya, memangkas rencana kompensasi eksekutifnya.

The New York Times Company melonjak 9,6 persen atas rencana untuk mengurangi 100 pekerjaan ruang berita (newsroom) untuk memotong biaya, pengurangan mewakili sekitar 7,5 persen dari staf.

Harga obligasi melompat lebih tinggi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS jatuh menjadi 2,40 persen dari 2,51 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,11 persen dari 3,21 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com