Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“27 Tahun Jadi Pegawai Kemenperin, Saya Enggak Punya Database Industri”

Kompas.com - 22/10/2014, 14:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Guna mengejar pertumbuhan ekonomi hingga tujuh persen, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerin Perindustrian (Kemenperin) Hardjanto mengaku butuh ketersediaan bahan baku dan sumber energi yang cukup, misalnya gas, yang ditaksir butuh 3.000 Mmscfd pada 2025.

Namun, dia lebih lanjut menuturkan, kebutuhan presisi masih dihitung. Sebab, sampai saat ini, Kementerian Perindustrian belum memiliki database lengkap mengenai jumlah, jenis industri, kebutuhan bahan baku dan energinya, serta sumber daya manusianya.

“Saya enggak punya database. Kami baru mau bangun database industri. Saya akan hitung berapa kebutuhan listrik, gas, batubara. Saya pernah bilang ke Pak Menteri (MS HIdayat), saya 27 tahun jadi pegawai Kementerian, tapi enggak punya database,” kata dia dalam seminar “Revitalisasi Kebutuhan Gas untuk Industri”, di Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Selama ini, Hardjanto mengaku menggunakan data ekspor-impor yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Dia ingin agar database industri segera rampung, apalagi mengingat rencana Presiden Joko Widodo yang kabarnya akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Hardjanto menyebut dibutuhkan database industri untuk mengukur berapa besar dampak kenaikan BBM terhadap industri. Saat ini, Ditjen BIM sedang membangun apa yang disebut dengan supply-demand analysis. Sistem ini bekerja untuk melihat berapa banyak kebutuhan industri akan bahan baku dan energi. Hardjanto mengklaim sistem ini transparan, dan bisa dimonitor oleh asosiasi. “Dalam waktu dekat ini yang harus dikembangkan,” ucap dia.

Pertumbuhan industri mustahil berjalan optimal tanpa ketersediaan bahan baku dan energi. Oleh karena itu, database menjadi penting. Hardjanto menambahkan, apalagi pada 2015 mendatang pasar bebas ASEAN sudah menanti di depan mata. Namun, dia melihat industri khususnya manufaktur di Indonesia belumlah siap.

“Saya bicara sama Pak Lutfi (Menteri Perdagangan), kalau kita buka pasar ASEAN saja kesiapan kita khususnya di BIM itu tidak lebih dari 30 persen. Sebanyak 70 persen industri kita itu ‘the looser’. Ini karena, kalau kita bicara daya saing, bukan hanya berarti antara perusahaan A di sini dengan B di sana,” tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Whats New
Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com