Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM: Banyak Orang yang Salah Paham tentang Petral

Kompas.com - 19/11/2014, 18:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai, persepsi negatif masyarakat mengenai PT Pertamina Energy Trading (Petral) banyak yang keliru. Bahkan, dia mengatakan, telah terjadi mispersepsi terhadap anak perusahaan Pertamina itu.

"Banyak orang yang mispersepsi tentang Petral dan Pertamina, bagaimana cara kerjanya," ujar Sudirman saat menggelar konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Dia menjelaskan, Petral adalah anak perusahaan Pertamina yang bertugas melakukan pembelian BBM impor di Singapura. Dengan kata lain, menurut Sudirman, Petral merupakan kepanjangan tangan Pertamina dalam mengurus segala keperluan BBM impor.

Padahal sebelumnya, Sudirman menjelaskan jika Petral terbukti ikut melakukan kegiatan mafia migas, pemerintah akan membubarkan anak usaha Pertamina yang berada di Singapura itu.

"Jika ada temuan (yang menunjukkan bahwa) Petral menjadi wadah yang memperluas praktik mafia migas, maka lembaga ini bisa saja dirombak total atau malah dilikuidasi," ujar Sudirman di kantor Kementerian ESDM, Minggu (16/11/2014).

Dengan penegasan tersebut, Sudirman menyatakan, Kementerian ESDM akan terus mengeluarkan kebijakan, regulasi, dan program kerja baru. Hal tersebut dilakukan untuk mendobrak berbagai kebuntuan di sektor migas.

"Pemerintah akan mendobrak dari jebakan yang menghalangi upaya Indonesia mewujudkan kedaulatan energi," ungkap Sudirman.

"Tim nanti akan menjelaskan Petral bagaimana. Petral itu ya tergantung nanti. Kita kasih waktu tiga bulan," kata Sudirman.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengintruksikan agar keberadaan anak perusahaan Pertamina, Petral, dikaji total oleh tim reformasi tata kelola migas yang dipimpin oleh Faisal Basri. Pemerintah bahkan menegaskan akan menutup Petral setelah hasil investigasi keluar.

"Arahan beliau (Presiden) meminta Menteri BUMN dan Menteri ESDM untuk melakukan review secara menyeluruh terhadap Petral. Gunanya ialah untuk meyakinkan pengelolaan PT Petral dilakukan secara transparan dan akuntabel serta digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa," kata Menteri ESDM Sudirman Said di Istana Kepresidenan, Rabu.

Sudirman mengatakan, apabila Petral ternyata tak memberikan manfaat bagi negara, pemerintah akan menutup Petral. "Maka, dibuka kemungkinan, kalau bisa ditutup, ya ditutup. Tetapi, terlebih dulu dilakukan review," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Spend Smart
BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

BEI: Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

2 Cara Ganti PIN ATM BNI Tanpa Ribet ke Bank

Spend Smart
KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

KPPU Duga Google Lakukan Pelanggaran, Pemerintah Terus Godok Aturan Antimonopoli

Whats New
Pengguna 'Paylater' di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Pengguna "Paylater" di Indonesia Didominasi Kelompok yang Sudah Menikah

Whats New
Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Berapa Persen Gaji yang Harus Ditabung?

Earn Smart
BCA Mobile Alami Gangguan, Nasabah Tak Bisa Cek Saldo dan Transaksi

BCA Mobile Alami Gangguan, Nasabah Tak Bisa Cek Saldo dan Transaksi

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 26 Juni 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Harga Bahan Pokok Rabu 26 Juni 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 26 Juni 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 26 Juni 2024

Spend Smart
Tingkatkan Akses Pembiayaan Konsumen, Home Credit Andalkan 2 Fitur Ini

Tingkatkan Akses Pembiayaan Konsumen, Home Credit Andalkan 2 Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com