Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Rupiah Kembali Rawan Tertekan

Kompas.com - 08/12/2014, 08:18 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah rawan tertekan posisinya pada awal pekan ini, Senin (8/12/2014). Ini seiring penguatan indeks dollar AS setelah rilis sejumlah data terbaru Negeri Paman Sam di akhir pekan lalu.

Angka tenaga kerja AS membaik, dollar AS pun semakin perkasa. Setelah sempat turun di pertengahan pekan lalu, indeks dollar AS mendapatkan kembali momentum untuk menguat tepatnya setelah data perubahan non-farm payrolls AS naik cukup tajam.

GDP Zona Euro yang diumumkan pada Jumat (5/12/2014) sore juga membantu sentimen penguatan dollar AS di pasar global, sementara euro melemah hingga 1,23 per dollar AS Pagi ini ditunggu data neraca perdagangan China. Pada sore harinya Sentix Investor Confidence Zona Euro juga ditunggu.  

Rupiah sendiri sebenarnya berhasil menguat tipis bersama beberapa mata uang di Asia hingga Jumat sore pekan lalu. Cadangan devisa diumumkan turun menjelang sore terutama akibat intervensi BI untuk mencegah pelemahan rupiah yang semakin gencar.

"Baiknya data AS di akhir pekan lalu berpeluang membawa kembali sentimen pelemahan rupiah hari ini," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengkaji Dampak Pengalihan Dana Besar Muhammadiyah dari BSI

Mengkaji Dampak Pengalihan Dana Besar Muhammadiyah dari BSI

Whats New
Uang Kertas Poundsterling Gambar Raja Charles III Resmi Diedarkan

Uang Kertas Poundsterling Gambar Raja Charles III Resmi Diedarkan

Whats New
Buntut Tuduhan Pemalsuan, Asosiasi Emas London Tinjau Kemurnian Emas Antam

Buntut Tuduhan Pemalsuan, Asosiasi Emas London Tinjau Kemurnian Emas Antam

Whats New
[POPULER MONEY] Listrik di Sumsel, Jambi, Bengkulu Akhirnya Pulih | Utang Jatuh Tempo RI 'Numpuk' hingga 2027

[POPULER MONEY] Listrik di Sumsel, Jambi, Bengkulu Akhirnya Pulih | Utang Jatuh Tempo RI "Numpuk" hingga 2027

Whats New
Investor Kripto RI Tembus 20 Juta Orang, Edukasi Tetap Gencar Dilakukan

Investor Kripto RI Tembus 20 Juta Orang, Edukasi Tetap Gencar Dilakukan

Whats New
Emiten Distributor Bahan Bangunan DEPO Akan Bagikan Dividen Rp 27,16 Miliar

Emiten Distributor Bahan Bangunan DEPO Akan Bagikan Dividen Rp 27,16 Miliar

Whats New
Butuh Modal untuk Bangun Bisnis, Emiten Emas ARCI Absen Bagi Dividen

Butuh Modal untuk Bangun Bisnis, Emiten Emas ARCI Absen Bagi Dividen

Whats New
Anak Usaha DOID Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan SMK di Industri Perhotelan

Anak Usaha DOID Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan SMK di Industri Perhotelan

Whats New
 Pasar Saham Asia Keluar dari Tren Penurunan, Ini Sebabnya

Pasar Saham Asia Keluar dari Tren Penurunan, Ini Sebabnya

Whats New
Perang Insentif Pajak di ASEAN Disebut Bikin Penerimaan Negara Anjlok

Perang Insentif Pajak di ASEAN Disebut Bikin Penerimaan Negara Anjlok

Whats New
BNI Bagi Remunerasi Saham Rp 61,68 Miliar ke Direksi dan Dewan Komisaris

BNI Bagi Remunerasi Saham Rp 61,68 Miliar ke Direksi dan Dewan Komisaris

Whats New
Pengamat: KPLP Kemenhub Institusi Berhak Lakukan Penyidikan di Laut

Pengamat: KPLP Kemenhub Institusi Berhak Lakukan Penyidikan di Laut

Whats New
PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi Online lewat Pinjol

PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi Online lewat Pinjol

Whats New
Apakah Bitcoin Masih Menarik Usai Halving?

Apakah Bitcoin Masih Menarik Usai Halving?

Earn Smart
Cara Bayar Kartu Kredit melalui myBCA

Cara Bayar Kartu Kredit melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com