Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden QZ8501, Bisnis Penerbangan Berbiaya Murah Tetap Favorit Masyarakat

Kompas.com - 31/12/2014, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhirnya pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8051 berhasil ditemukan. Tim SAR menemukan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). Pesawat maskapai berbiaya murah alias low cost carrier (LCC) Indonesia AirAsia ini ditemukan setelah tiga hari proses pencarian.

Peristiwa ini tentu menambah catatan kelabu dunia penerbangan Indonesia setelah tragedi jatuhnya Sukhoi pada 2012, dan Adam Air di tahun 2007. Meski ada banyak duka, prospek bisnis maskapai berbiaya murah diyakini tidak akan mengancam bisnis penerbangan kelas ini. Pasalnya, peristiwa jatuhnya AirAsia QZ 8051 diyakini banyak pihak karena faktor kecelakaan. Kondisi ini didukung musim penghujan serta cuaca buruk.

Meski begitu, hasil pasti penyebab jatuhnya pesawat ini harus tetap menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menilai, layanan penerbangan berbiaya murah masih dibutuhkan konsumen Indonesia.

"LCC masih menjadi favorit masyarakat menengah ke bawah. Kalau kelas atas mereka pilih medium atau full service,” kata Dudi kepada Kontan, Selasa (30/12/2014).

Menurut Dudi, konsumen penerbangan di Indonesia paham bahwa maskapai berbiaya murah tidak akan mengabaikan faktor keselamatan dan keamanan dalam menyediakan jasanya. Perbedaan maskapai berbiaya murah dengan maskapai full service sejatinya hanya terletak pada layanan dan fasilitas yang ditawarkan penumpang.

Plt Direktur Utama PT Citilink Indonesia Albert Burhan mengatakan, maskapai berbiaya murah yang dimiliki oleh Garuda Indonesia juga meyakini, insiden AirAsia QZ 8051 tidak akan menurunkan animo masyarakat terbang dengan maskapai berbiaya murah. Menurutnya, konsumen Indonesia cukup paham dan mengerti penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia yang membawa 155 penumpang tersebut.

"Kalau melihat kejadiannya, mungkin ada berdampak sehari sampai dua hari saja, tapi ini tak banyak, karena sekarang musim liburan," ujarnya.

Saat musim liburan, maskapai berbiaya murah menjadi maskapai yang paling ramai menerima pesanan tiket. Bahkan, pemesanan tiket untuk maskapai berbiaya murah ini sudah terjadi sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Menurut Albert, sejak AirAsia QZ 8051 dinyatakan hilang, pihaknya belum menerima pembatalan tiket akibat hilangnya pesawat milik kompetitor itu. Saat ini, tingkat keterisian penumpang Citilink Indonesia melonjak hingga 85 persen - 90 persen.

Untuk meningkatkan standar keselamatan, Citilink berusaha mendapatkan standar keselamatan internasional seperti IATA Operational Safety Audit (IOSA). Perseroan ini juga berharap, dengan standar internasional, pihaknya bisa meyakinkan penumpang bahwa Citilink adalah maskapai yang selalu mengutamakan keselamatan penumpang.

Saat ini, satu-satunya maskapai Indonesia yang mengantongi izin IOSA baru PT Garuda Indonesia Tbk. "Mudah-mudahan pertengahan tahun depan, kami bisa mengantongi IOSA," jelasnya.

Bisnis penerbangan berbiaya murah mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 2000. Lion Group tercatat sebagai pioneer dalam bisnis ini menyusul kemudian Indonesia AirAsia dan Citilink Indonesia merangsek masuk. (RR Putri Werdiningsih)

baca juga:
Kalla Analogikan Pencarian AirAsia dengan Pergerakan Pasar Modal
Internasional Puji SAR Indonesia sebagai Tim Terbaik di Asia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Whats New
Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Whats New
Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Whats New
Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Whats New
Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Whats New
Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Whats New
Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Whats New
Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Whats New
Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com