Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Gerakan Nasional Selamatkan SDA Migas Indonesia

Kompas.com - 13/04/2015, 23:00 WIB

Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM, Widyawan Prawiraatmadja, mengatakan terkait alih kelola Blok Mahakam, sikap pemerintah sudah jelas. Menurutnya, sudah seharusnya SDA Migas dikelola bangsa sendiri, pengelolaan ada di bawah BUMN.

“Pemerintah sudah memutuskan dan ini proses alih kelola dari kontraktor lama menjadi Pertamina, dan Pertamina diperkenankan melakukan kerjasama diminta mengakomodasi aspirasi daerah, sehingga keinginan kita melakukan proses alih kelola dengan baik bisa terjadi,” katanya.

Sementara Direktur Hulu Migas Pertamina, Syamsu Alam menyatakan Pertamina sanggup mengelola Blok Mahakam baik secara teknis maupun finansial. Selain berpengalaman mengelola ONWJ dan West Madura Offshore.

“Pertanyaannya, dengan Pertamina menjadi operator, apakah SDM diganti? Tidak, tapi akan dikombinasikan dengan yang ada di Pertamina. Kalau dengan personil baru tidak akan jalan. Sebanyak 99 persen SDM Blok Mahakam adalah bangsa Indonesia, jadi tidak ada alasan untuk tidak mempertahankan,” katanya.

Sementara Pakar Migas, Andang Bachtiar, menyoroti masalah migas dengan pertanyaan dasar, mengapa masih ada negosiasi dengan KKKS asing untuk pengelolaan 2017?

Menurutnya, seharusnya Pertamina mengelola 100 persen Blok Mahakam, dengan lebih memperhatikan SDM dan tak ada masalah dengan teknologi dan modal. Daerah juga perlu dilibatkan dalam pengelolaan Blok Mahakam.

“Esensinya bukan hanya daerah dapat uang, bonus, bukan itu. Kalau daerah tidak diberi kesempatan masuk, di Dewan Energi konsepnya jelas, ketahanan energi nasional dibangun dari daerah,” katanya.

Andang menegaskan, teknologi sudah dikuasai, modal bukan masalah karena banyak yang bersedia membiayai selama ada aset, SDM harus menjadi perhatian sebab kalau tidak produksi baru anak naik 10 tahun lagi.

“SDM harus didekati dengan benar karena mereka punya bargaining tinggi, karena kalau mereka keluar, teknologi akan menjadi omong kosong. Satu divisi pergi, Mahakam selesai sudah,” katanya. (Wardah Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com