Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 6,07 persen ke posisi 5.105,56, tiga hari terakhir. Semua sektor kemarin kompak memerah. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), indeks saham minus 2,32 persen.
Melihat kondisi tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan bahwa reaksi investor berlebihan. Dia yakin, pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada pertengahan tahun, sehingga target perekonomian tahun ini tercapai.
“Saya kira iya (berlebihan). Walaupun dampak dari ekonomi global itu berpengaruh (saat ini) tapi menurut saya dengan ekspektasi jangka menengah-panjang yang lebih baik, seharusnya bisa di-cover segera,” kata Muliaman ditemui usai pembukaan Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Jakarta, Kamis (30/4/2015).
Muliaman juga membenarkan ketika ditanya bahwa turunnya IHSG bukanlah reaksi yang wajar. Dia mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan perlambatan ekonomi di triwulan pertama tahun ini.
“Tapi kita tetap meyakini kinerja perusahaan emiten kita, kita harapkan terus membaik di triwulan kedua dan ketiga,” sambung Muliaman.
Sementara itu, menanggapi sejumlah analis yang memperkirakan IHSG bisa lebih rendah di bawah 5.000, Muliaman mengatakan saham yang diperdagangkan tentu saja tidak hanya dari kondisi ekonomi makro, melainkan juga kinerja para emiten.
“Kalau emiten baik, harga saham pasti baik, apalagi kalau didukung fundamental yang baik. Jadi, life goes on..,” ucap Muliaman.
baca juga: Asing "Mengamuk", Dana Rp 315 Triliun Menguap dari Bursa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.