Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Importir Sereal Terbesar di Asia

Kompas.com - 29/05/2015, 14:15 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Impor sereal tahun ini diperkirakan bakal naik. Gaya hidup masyarakat kota yang mengkonsumsi makanan sereal mendorong permintaan akan sereal kian tinggi. Indonesia bahkan menjadi salah satu importir terbesar di Asia Timur.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) memprediksi impor sereal Indonesia dalam dua tahun mendatang bakal mencapai 11,5 juta ton atau naik 3 persen dibandingkan volume impor tahun 2014. Tingginya volume impor sereal terjadi karena dua faktor. Pertama, gaya hidup masyarakat atas konsumsi makanan sehat. Kedua, penurunan produksi beras di tanah air.

Tidak hanya impor sereal yang naik. FAO juga memprediksi impor gandum Indonesia mencapai 7,5 juta ton. Meskipun angkanya sama, namun permintaan akan gandum bukan tidak mungkin akan naik. Sementara impor jagung juga bakal mencapai 3 juta ton pipil kering pada tahun ini.

Saat ini eksportir sereal terbesar di dunia adalah Argentina, Australia, Kanada, Uni Eropa, Kazakhstan, Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat.

Konsumsi makanan sereal diperkirakan akan meningkat seiring dengan populasi dunia. FAO memprediksi konsumsi sereal per kapita mencapai 153 kg per tahun. Sedangkan gandum sekitar 67 kg per tahun. Tahun ini, produksi sereal dunia diperkirakan mencapai 25 juta ton. Sementara ketersedian sereal dunia mencapai 31 juta ton.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Winny Dian Wibawa mengakui bahwa saat ini petani belum banyak yang memproduksi gandum. Sehingga sereal belum bisa diproduksi dalam negeri.

"Mindset masyarakat Indonesia masih terpaku pada konsumsi beras. Kami juga kesulitan untuk mendorong petani memproduksi gandum. Kalaupun diproduksi oleh petani biasanya untuk konsumsi sehari-hari," kata Winny. (Mona Tobing)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com