Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Bunga KUR, Pemerintah Siap Tambah Likuiditas

Kompas.com - 29/05/2015, 20:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah siap menambah likuiditas untuk menurunkan bunga kredit bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM). Upaya ini dilakukan sebagai bagian merevitalisasi kredit kecil.

"Karena UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) selama ini kan suku bunganya terlalu tinggi maka dari itu supaya memikirkan dan mencari jalan bagaimana supaya bisa menurunkan bunga kredit kecil, termasuk KUR (kredit usaha rakyat). Nah untuk itu salah satunya jalan adalah Pemerintah melakukan likuiditas," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Pada hari ini, Kalla menggelar rapat bersama Sofyan dan sejumlah menteri bidang ekonomi. Sejumlah menteri yang hadir di antaranya Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, serta Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Hadir pula Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad.

Mengenai nilai likuiditas yang akan disuntikkan, Sofyan mengatakan, pemerintah akan mempertimbankan terlebih dulu berapa banyak cadangan Pemerintah. Opsi lainnya, pemerintah mengajukan pinjaman internasional untuk menjadikan kredit likuiditas ini.

"Nah makanya nanti mau rapat kembali untuk melihat dari mana sumber likuiditas, apakah dari uang pemerintah yang ada di BI (Bank Indonesia), atau sebagian dari BI atau dari pinjaman internasional," sambung Sofyan.

Dalam satu bulan ke depan, pemerintah akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai upaya menurunkan bunga kredit bagi sektor UKM tersebut. Soal angka suku bunga ideal kredit UKM yang ditargetkan pemerintah, Sofyan menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat mementukan angka untuk saat ini. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa bunga UKM bisa semakin rendah jika semakin likuiditas yang disalurkan Pemerintah semakin besar.

"Semakin besar likuiditas yang bisa diberikan Pemerintah dengan bunga rendah berarti semakin rendah bisa bunga yang diberikan kepada kredit kecil," kata dia.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah mengharapkan pemberian KUR bisa mencapai Rp 30 triliun hingga Rp 35 triliun tahun ini. Sofyan juga memastikan bahwa payung hukum untuk penyaluran KUR sudah siap.

"Kepmen (Keputusan Menteri) sudah ke luar, dan lain-lain. Jadi sudah bisa ke luar kembali dan ini akan diperkenalkan bunga yang lebih rendah. Sementara sistemnya yang ini jalan dulu," ujar dia.

Pemerintah sempat menghentikan penyaluran KUR selama beberapa bulan karena tingkat non performing loan atau kredit bermasalah yang tinggi. Namun, penyaluran KUR ini kemudian dilanjutkan dengan pembatasan. Dari banyak bank yang ada, hanya tiga bank pelat merah yang diizinkan menyalurkan KUR, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri.

Selain itu, terjadi perubahan nominal plafon, yakni menjadi maksimal Rp 25 juta dengan suku bunga KUR Mikro maksimal 21 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Whats New
Ciri-ciri Atasan 'Toxic' dan Cara Menghadapinya

Ciri-ciri Atasan "Toxic" dan Cara Menghadapinya

Work Smart
Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Whats New
J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com