Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Pranowo: Pengusaha Tiongkok Antri untuk Investasi

Kompas.com - 11/06/2015, 12:02 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SUKOHARJO, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah berulangkali menyatakan bahwa Jateng sangat potensial untuk investasi. Sepulang kunjungan kerja dari negeri Tiongkok, Ganjar mengaku banyak didatangi pengusaha Tiongkok yang berhasrat menanamkan modal investasinya di Jawa Tengah.

“Mereka datang satu-satu ke saya. Saya kayak dokter yang mau meriksa pasien. Mereka ingin nanamkan modalnya di Jawa Tengah,” kata Ganjar, Rabu (10/6/2015) malam.

Meski ada investor yang antri, Pemprov Jateng akan bertidak selektif. Pola kerjasama yang dilakukan akan tetap berdasar pada komitmen dan kebijakan yang konsisten.

Ganjar menambahkan, berdasarkan kunjungannya tersebut, pihak Tiongkok sangat menekankan produk dalam negeri. Produk luar negeri masih tetap beroperasi, namun dengan batasan kelonggaran tertentu.

“Di China itu, semua merek mobil ada. Dari yang murah sampai BMW yang baru itu ada. Di jalan, saya lihat Hyundai yang itu milik negara lain. Seketika itu, saya tanya alasannya mengapa tak pakai produk dalam negeri, mereka (Tiongkok) bilang, telah kerja sama dan untuk sekedar menghormati. Artinya, kita butuh komitmen dan konsisten,” tambahnya.

Mantan anggota DPR RI ini berujar, para pengusaha Tiongkok ingin datang ke Jawa Tengah. Namun, sebut dia, Jawa Tengah masih terkendala soal perizinan dan lokasi modal itu ditaruh.

“Dua itu paling susah. China memang bangsa yang perlu dipelajari. Jalan baik, bersih, gunung yang dibolongi itu ada. 51 persen jembatan, saya kita dibangun di China,” paparnya.

Selain dorongan pemerintah, dukungan politik untuk menjalankan pemerintahan juga perlu. Di Tiongkok, ada sembilan partai politik, namun hanya satu yang berkuasa penuh, yakni Partai Komunis. Partai ini memerankan peran penting dalam mendorong negara untuk mempercepat proses pembangunan.

“Mengapa di sana bisa cepat maju. Karena ketika negara butuh tanah, you pergi, dan tidak ada tawar menawar. Di Provinsi Fujian, 30 persen itu tanah kehidupan yang dihuni warga, sisanya 70 persen itu hutan. Kini sudah terbangun sangat indah,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Whats New
Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Whats New
Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Whats New
Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Whats New
Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Smartpreneur
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

Whats New
Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Work Smart
Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Whats New
Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Whats New
Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com