Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Melambat, Industri Manufaktur Masih Tumbuh

Kompas.com - 03/08/2015, 16:43 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pelambatan ekonomi nasional, industri manufaktur masih terus tumbuh.  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur baik industri besar-sedang dan mikro-kecil pada triwulan II-2015 dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

"Triwulan II-2015 ini, produksi industri manufaktur besar-sedang itu naik 5,44 persen dibandingkan triwulan I-2015. Kenaikan juga terjadi pada produksi industri mikro-kecil sebesar 4,57 persen dari periode yang sama tahun lalu," ujar Kepala BPS Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Dia mengungkapkan, kenaikan produksi industri besar-sedang disebabkan oleh naiknya produksi industri logam, bukan mesin dan peralatannya, sebesar 26,43 persen. Selain itu, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional juga naik 13,13 persen. Industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan industri peralatan naik 9,43 persen.

Namun, beberapa jenis industri besar-sedang juga ada yang mengalami penurunan, misalnya, produksi industri pakaian jadi turun 12,77 persen, industri alat angkutan lainnya turun 6,52 persen, dan industri kertas dan barang dari kertas turun 5,63 persen.

Sementara itu pertumbuhan produksi industri Mikro-kecil naik 4,57 persen pada triwulan II-2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut BPS, pertumbuhan produksi tersebut didorong naiknya produk industri kertas dan barang dari kertas 23,44 persen, industri mesin dan perlengkapan naik 25,97persen, dan industri peralatan listrik 12,69 persen.  Namun, industri kayu, barang dari kayu, dan anyaman rotan turun 6,34 persen.

Sementara industri alat angkutan dan industri barang galian bukan logam turun masing-masing 4,66 persen dan 3,82 persen. "Provinsi yang pertumbuhan produksi industri besar-sedang paling tinggi itu Maluku Utara yang baik 29,41 persen. Sementara di industri Mikro-Kecil yang pertumbuhhan produksi paling tinggi itu Maluku yaitu 28,22 persen," kata Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com