Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyatuan ATM Bank BUMN Mundur ke September

Kompas.com - 04/08/2015, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsolidasi jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank milik pemerintah agak tersendat. Realisasi penyatuan jaringan ATM bank BUMN tersebut mundur dari jadwal semula yang ditargetkan terlaksana pada Juli 2015.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, pada bulan Juli–Agustus 2015, perbankan BUMN masih menjalankan sejumlah program-program milik pemerintah. Jadi, kemungkinan, baru pada September 2015 nanti program konsolidasi ATM BUMN ini selesai.

“Namun perkiraan ini bisa berubah, karena kami tiap bulan ada pertemuan dengan direktur utama bank BUMN untuk membahas ini,” kata Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain Kementerian BUMN, Senin (3/8/2015).

Gatot mengatakan, konsolidasi ATM BUMN yang bernama ATM Himbara tersebut, pada tahap pertama akan melakukan sinergi back office atau operasional. Dia mengatakan, tujuan awal konsolidasi ATM adalah untuk mengurangi cost (biaya), terutama ongkos yang harus dikeluarkan oleh bank bagi investasi pengadaan dan pengoperasian mesin ATM.

Sebagai gambaran, Gatot mengatakan, tiap bank BUMN tiap tahun harus menambah ribuan ATM baru. Semisal Bank Mandiri saban tahun menambah tidak kurang dari 3.500 ATM baru. Demikian juga Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membangun 2.000 ATM hingga 4.000 ATM.

Dua bank BUMN lainnya, yakni Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) juga menganggarkan investasi yang cukup besar. Semisal BNI, kata Gatot, selalu menambah sekitar 2.000 ATM hingga 3.000 ATM baru.

Demikian juga BTN yang membangun 2.000 hingga 4.000 ATM baru. “Semangat awal konsolidasi ini adalah terkait dengan penurunan biaya operasional, dan menambah value ke nasabah,” imbuh Gatot.

Gatot menyebut, masing-masing bank akan menyiapkan anggaran untuk membangun ATM Himbara. Meski tidak menyebut nilai pasti, kata Gatot, jumlahnya di bawah Rp Rp 850 miliar per bank. Pada tahap awal, keempat bank BUMN tersebut masing-masing akan menyiapkan 50 ATM. Dari sini, akan terkumpul 200 mesin ATM yang siap dioperasionalkan sebagai ATM Himbara.

Nasabah tentunya juga akan mendapat keuntungan dari konsolidasi ATM tersebut. Sebab, akses nasabah bank BUMN dapat menggunakan jaringan ATM bank lain yang tersebar di pelosok. Jadi, nasabah BNI, Bank Mandiri dan BTN, bisa memanfaatkan ATM Himbara yang semula merupakan ATM Bank BRI.

Tidak hanya itu saja, sinergi jaringan ATM bank BUMN juga bakal meringankan biaya yang biasanya dibebankan kepada nasabah. Misalnya saja nasabah yang dahulu dibebankan biaya tambahan jika ingin mentransfer uang ke beda bank BUMN, kelak biaya itu sudah tidak ada lagi.

Terkait dengan konsolidasi ATM ini, Direktur Keuangan Bank BTN, Adi Setianto mengatakan akan menyiapkan 50 ATM sebagai tahap awal proyek ATM Himbara. Hal ini menurut Adi, sudah masuk dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2015. Soal kesiapan konsolidasi, Adi mengatakan, perusahaannya masih akan menyesuaikan kebijakan dan standar operasional standard operating procedures (SOP).

“Terkait dengan dana yang harus disiapkan, itu masih kami hitung. Sejauh ini masih sesuai standar," tutur Adi. (Galvan Yudistira)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com