JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui tidak mudah bagi pemerintah mencapai target swasembada daging sapi dalam lima tahun. Kendati demikian, upaya pencapaian target swasembada daging sapi tersebut harus dimulai dari sekarang.
"Saya kira kalau kita mulai lima tahun yang lalu, sekarang sudah swasembada. Jadi berapa pun itu harus mulai dari sekarang," kata Kalla di Kantor Kementerian Pertaniana Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Diakui Kalla, meningkatkan produktivitas daging sapi bukan perkara mudah mengingat daging sapi merupakan produk peternakan, bukan industri. Diperlukan waktu bagi pemerintah untuk mencapai swasembada daging sapi. Untuk mencapai target tersebut, Kalla menekankan perlunya memperbanyak bibit sapi. Sejauh ini, pemerintah masih memerlukan impor bibit sapi untuk disebarkan ke daerah-daerah.
"Dibibitkan ke daerah-daerah yang banyak tebu, sawit, nenas supaya itu kemudian dapat lebih cepat dan lebih murah. Nanti kita kerahkan kredit-kredit KUR (kredit usaha rakyat dan sebagainya," ujar Kalla.
Meskipun begitu, Kalla mengakui untuk saat ini pemerintah masih tergantung pada impor daging sapi. Namun, pemerintah akan terus mengurangi impor guna mencapai target swasembada daging sapi.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebelumnya mengingatkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk tidak mengulangi kesalahan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam mematok target swasembada daging. Menurut Ketua KPPU Syarkawi Rauf, target swasembada daging dalam lima tahun tidak realistis.
Swasembada daging paling tidak bisa dicapai dalam waktu 10 tahun atau dalam dua periode pemerintahan. Menurut dia, jika pemerintahan SBY ketika itu ingin mencapai swasembada daging sapi pada 2015, maka pemerintah harus mengurangi impor daging hingga 50 persen dalam lima tahun pemerintah.
Setiap tahunnya, pemerintah sedianya mengurangi 10 persen impor daging. Namun, impor daging terus dilakukan tanpa adanya pengurangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.